Sunday 19 February 2017

[Sekilas 2016] Idoling Life Continues

Jakarta hujan terus tiga hari ini, dimulai sejak Jumat kemarin. Malas juga mesti bangun pagi padahal udara sedang asik-asiknya untuk gegulingan di kasur. Sabtu pun hujan masih konsisten turun bahkan sejak subuh hingga malam hari. Dan hari ini, Minggu, suara hujan yang pertama kali saya kenali saat bangun pagi tadi.

Karena malas kemana-mana di tengah hawa mendung yang gloomy, saya di kamar saja. Semalam niatnya saya update blog yang tertunda, tapi malah ngantuk dan tidur lebih cepat. Jadi siang ini – dengan memakai kaos kaki, scarf Ravenclaw, dan selimut supaya badan tetap hangat despite the cold weather karena sisa hujan – saya akan menuliskan review 2016. (I know, it’s a bit too late)

Idoling Life Continues
Pengaruh idol Jejepangan buat saya masih tetap ada di tahun 2016, baik yang lokal maupun yang asli dari Jepang. Di awal tahun – 27 Februari 2016 – saya dan teman menonton Request Hour JKT48 di Balai Sarbini, Jakarta. Ini adalah Request Hour pertama untuk JKT48 sekaligus pertama kalinya saya nonton konser JKT48 di luar teater; bukan sekedar live performance dimana mereka hanya tampil sebentar. Saya sengaja beli lightstick sebelum pertunjukan biar lebih greget nontonnya.

 Beli lightstick dulu

Ekspektasi saya rupaya ketinggian untuk konser mereka. Meskipun membeli tiket Platinum, pelayanannya tidak jauh beda dengan tiket kelas lain. Pengaturan masuk ke venue kacau, sumpek, dan melelahkan karena desak-desakan. Saya tahu sih kelas Platinum konser JKT48 termasuk murah (murah banget, malahan) dibanding konser-konser lainnya yang pernah saya tonton, tapi tetap saja.

Lagu pembuka Top 30 adalah First Rabbit yang akhir-akhir ini masuk list favorit saya. Lagu-lagu pertunjukan teater mendominasi setelahnya. Ketika layar panggung menunjukkan Himawari sebagai lagu ranking 22, I couldn’t help but screaming. YEAH! Semakin menuju lagu pemuncak, saya semakin pesimis lagu-lagu populer macam Shoujotachi yo, Aitakatta dan Heavy Rotation bakal masuk. Guess what, lagu nomor satu adalah Kebun Binatang di Saat Hujan (Ame no Doubutsueni). Antiklimaks.

Yang bikin sebel, sebelum konser saya lupa tidak minum air putih terlebih dahulu; sementara makanan dan minuman dilarang masuk venue. Tenggorokan jadi kering, apalagi kalau habis ikutan nyanyi lagu favorit (di layar panggung juga ditampilkan lirik lagu, jadi wota bisa nyanyi bareng). Encore ditambah hingga empat lagu, dan Nakagawa Haruka juga menyampaikan pengumuman untuk graduate dari JKT48.

Lama.

Saya ingin cepat pulang dan minum air putih. Setelah selesai konser, PR selanjutnya adalah keluar dari tempat parkir. Antriannya bisa sejam sendiri. Emosi karena mesti menahan haus lebih lama lagi.

After all, karena konser yang pertama ini biasa saja, saya jadi males mengikuti konser-konser JKT48 selanjutnya. Mending nonton di teater sajalah, lebih enak.

Tanggal 19 Maret 2016, saya ikutan Handshake Festival “Beginner” JKT48 di Istora Senayan Jakarta. Ini pertama kalinya saya ikutan Handshake (HS) alias bersalaman dengan member. Saya HS dengan seorang member dari Team KIII dan rasanya…biasa saja. Like, I felt nothing. Karena untuk coba-coba saja, saya cuma beli satu tiket HS. Setelah HS, saya langsung pulang. Apalagi di HS saat itu kebetulan tidak ada mini panggungnya; beda dengan HS sebelum-sebelumnya.

Salah satu alasan beli tiket platinum adalah supaya bisa foto bareng
all member. Itu saya yang di kiri depan dengan lightstick hijau hehe..

Tahun 2016 juga masih jadi tahunnya Sashihara Rino untuk jadi center AKB48 Group. Dia kembali mendapatkan posisi center dan membuat sejarah baru sebagai center yang terpilih dua kali berturut-turut. Sasshi mengalahkan Watanabe Mayu yang difavoritkan fans. Matsui Jurina melejit ke nomor tiga, bersama dengan Suda Akari masuk Kami7. Sousenkyo tahun ini diadakan di Hard Off Eco Stadium di Niigata tanggal 18 Juni 2016. Saya nonton live streaming sousenkyo dan sempat bete karena koneksi internet yang putus-putus. Meskipun masih mengikuti AKB48, rasanya beda juga setelah tidak ada oshi Matsui Rena. Apalagi ini sudah setahun sejak dia memutuskan untuk graduate. AKB48 Group menjadi tidak semenarik dulu.

Beberapa member populer graduate di tahun ini. Pada Maret 2016, Takamina yang menjadi soukantoku (aka general manager) AKB48 Group menggelar konser kelulusannya di Yokohama Stadium. Tongkat estafet dia serahkan ke Yokoyama Yui. Di akhir tahun, Paruru juga memutuskan untuk graduate dan saya merasa semakin asing dengan member-member baru.

Meskipun AKB48 Group tidak lagi menjadi fokus – terutama menjelang akhir tahun – bukan berarti saya keluar dari fandom. Justru saya merasa lebih dekat dengan teman-teman fandom. Saya juga semakin rajin mengikuti update fanfic seputar idol group dari Jepang tersebut. Beberapa fanfic ditulis sedemikan keren, lebih keren malahan dibanding buku-buku cheesy yang diterbitkan penerbit populer. Sampai-sampai saya yakin pasti beli kalau fanfic itu dibukukan.

Hobi ngidol saya memang masih ada di tahun 2016. What about next year? I don’t have the answer.

No comments:

Post a Comment