Wednesday, 13 July 2011

Dicari: Penari Izu

“Ketika kukira jalan berliku-liku mendaki yang kutempuh itu mendekati puncak Gunung Amagi, hujan pun turun renyai, membuat hutan sagi nampak putih meruap naik dari kaki gunung mengejarku dari belakang.”

Bahkan sampai sekarang, sepotong narasi di atas menduduki peringkat nomor satu kalimat pembuka terbaik versi saya. Selain karena ditulis dengan bahasa yang puitis, saya sebagai pembaca juga bisa ikut merasakan atmosfer yang menjadi latar dalam cerita tersebut. Alasan personalnya, karena kalimat tersebut menyatukan tiga hal favorit saya: gunung, hujan, dan Jepang.

Kalimat di atas adalah pembuka dari novelet Penari Izu (Izu No Odoriko); bonus sisipan dari majalah Kartini. Saya membacanya pertama kali saat masih SMP. Penari Izu ditulis oleh Kawabata Yasunari, penulis Jepang yang mendapatkan Hadiah Nobel Sastra tahun 1968.

Dari kalimat pertama itu, saya langsung suka pada novelet Penari Izu karena keindahan bahasanya. Terima kasih untuk Ajip Rosidi yang menerjemahkannya dengan cemerlang ke dalam Bahasa Indonesia. Isi ceritanya malah saya lupa-lupa ingat. Intinya sih tentang seorang pemuda yang jatuh hati pada seorang ‘anak wayang’, istilah untuk penari yang bepergian dari satu tempat ke tempat lain di Jepang. Mungkin blog ini bisa memberikan lebih banyak gambaran mengenai Penari Izu.

Dalam novelet itu, Ajip Rosidi menyampaikan kata pengantarnya. Dijelaskan di situ tentang riwayat Kawabata Yasunari, karya-karyanya, hingga kematiannya akibat bunuh diri di tahun 1972. Sayangnya, saya tidak bisa dengan detail mengingat itu semua. Saya membacanya sekitar sepuluh tahun yang lalu, dan novelet itu hilang sebelum saya sempat menyimpannya.

Hilang.

Saya masih tidak rela menuliskan kata itu. Kalau saya ingat-ingat, sepertinya novelet itu hilang setelah rumah saya direnovasi total sehingga untuk sementara waktu kami harus pindah. Semua barang jadi tercampur aduk. Harusnya saya amankan juga novelet itu selain buku-buku saya. Sedih.

Masalahnya adalah, saya ingin membaca novelet itu lagi dan belum bisa menemukannya sampai sekarang. Saya coba cari bukunya (dengan judul Penari Izu dan Cerita Lain) di toko buku bekas, juga cari lewat google, belum ada hasil. Yang saya temukan malahan Daerah Salju (Yukiguni) yang dianggap sebagai salah satu karya puncak Kawabata Yasunari. Tapi saya masih ingin Penari Izu.

Saking novelet ini saya suka, sampai-sampai saya ingin ke Izu kalau suatu saat nanti bisa ke Jepang. Saya akan coba pemandian air panas yang banyak dimunculkan dalam cerita itu. Malah akan lebih seru kalau benar saya bisa melihat penari-penari Izu yang sebenarnya.

Dari hasil googling, saya baru tahu kalau Penari Izu sempat difilmkan beberapa kali. Saya belum berniat menontonnya, takut imajinasi yang sudah terbentuk sejak lama jadi rusak karena filmnya. Kisah ini juga begitu populernya hingga kereta yang menghubungkan Tokyo, Shimoda, dan Izu selatan dinamakan ‘Odoriko Express’. Odoriko sendiri berarti penari.

Saya sempat mencari link ebook Penari Izu, tapi semuanya dalam versi Inggris. Itu pun belum ada yang bisa di-download. Atau mungkin karena saya kurang telaten mencari? Saya masih berusaha menemukan versi Indonesia-nya, karena kedalaman bahasanya dan keindahan terjemahannyalah yang membuat saya suka sedari semula.

5 comments:

  1. saya jadi penasaran. sayangnya ga ada bukunya gitu ya? saya juga baru kali ini mendengar tentang kawabata.

    hmmm....

    ReplyDelete
  2. Iya, buku terjemahan Indonesia-nya susah dicari :( Kalau mau, bisa dicari versi Bahasa Inggrisnya.

    ReplyDelete
  3. aku minta link bahasa inggris nya deh

    ReplyDelete
  4. Wah saya punya nih, bakal saya scan atau tulis ulang deh. :D

    ReplyDelete
  5. Aaaaah!! Mauuu! Please di-scan dan kirimin lewat email dunk :') Makasih banyak sebelumnya :')

    ReplyDelete