Monday, 17 June 2019

Tiga Blog Favorit


Meskipun blog dianggap “tidak kekinian” dan orang telah beralih untuk curhat di utas Twitter, saya masih punya soft spot untuk blog. Percayalah, jarangnya blog ini di-update tidak serta-merta menunjukkan penurunan minat saya untuk membaca blog-blog favorit. Sampai saat ini, ada tiga blog yang masih rutin saya ikuti. Ketiganya blog personal yang tidak membahas spesifik satu tema tertentu; kadang random, diseling galau atau misuh-misuh, tapi tetap menarik buat saya. Sebagai bentuk terima kasih, saya akan ulas ketiganya di postingan kali ini.


Saya mengenal blog www.insanayu.com sejak namanya masih arghett.blogspot.com, delapan tahun yang lalu. Tampilan blognya jauh berbeda, tapi gambar profil yang dipakai masih sama: cewek berkacamata yang rambutnya dikuncir, berbaju pink, dengan latar warna biru. Saya tidak sengaja menemukan blog ini ketika sedang mencari ulasan film Korea A Time to Remember.

Blog punya Kimi ini harus banget dimasukkan ke dalam Top 3 favorit saya. Ada semacam kedekatan nostalgia saya dengannya. Karena blog ini, saya jadi kenal Kimi. Karena blog ini pula, saya jadi pede untuk memulai blog saya sendiri.

Dulu Kimi banyak menulis tentang kesehariannya, seringnya tentang cerita-cerita jaman kuliah termasuk hobinya bermain futsal. Sesungguhnya itu seperti membaca buku harian…yang terbuka untuk umum. Semakin sering membaca blog Kimi, saya jadi merasa dekat dengannya padahal ketemu saja belum pernah waktu itu. Di blognya itu, Kimi tak pernah sekalipun menampilkan fotonya. Kalaupun ada foto dengan teman-temannya, Kimi pasti akan menaruh stiker atau apalah untuk menutupi wajahnya (padahal aslinya cakep lhooo). Dan ada satu hal paling khas yang ada di blognya: Kimi sering menggunakan gaya tanya-jawab antara ia dengan “penggemar”-nya untuk lucu-lucuan.

Sekarang tulisan-tulisan di blog Kimi terasa lebih dewasa. Dialog dengan “penggemar” mulai jarang. Galau dan randomnya masih ada, tapi bahasan tulisannya melebar ke skin care, psikologi (Kimi lulusan Psikologi UI, btw), review film, dan akhir-akhir ini kucing. Khusus untuk review buku, self-proclaimed pacar Rafael Nadal ini punya satu blog lagi di rangerkimi.wordpress.com. Beberapa tulisan Kimi kini ditulis dengan Bahasa Inggris (sekalian latihan, katanya), dan ia mulai mau memasang foto di blognya. Saat ini, saya paling suka kalau Kimi membahas tema-tema psikologi seperti tentang Stanford Prison Experiment atau ehm…seni mencintai. Kimi punya satu kategori di blognya yang ia namakan “sok pinter”. Kategori yang sesungguhnya bikin orang beneran lebih pintar dengan pengetahuan baru. Kimi juga beberapa kali membuat kuis di blognya, dan saya pernah menang undian dan mendapatkan buku A Tree Grows in Brooklyn sebagai hadiah. Saya tulis ulasannya di sini.

Saya beberapa kali ketemu Kimi ketika ia sedang main ke Jakarta. Terakhir ketemu itu Oktober tahun lalu ketika kami main-main ke The Cat Cabin di Kemang sampai ke Perpusnas. Kimi adalah teman jalan yang asik. Mungkin lain kali Kimi ke Jakarta, saya akan ajak untuk mencoba naik MRT (saya belum pernah naik MRT donk) dan jalan-jalan sambil foto-foto di trotoar Sudirman-Thamrin yang Instagrammable. Kalau Kimi mau, tentu saja.

Di tahun-tahun sebelumnya, kami saling berkirim surat dan kartu pos juga. Karena Kimi, saya tertarik ikutan Postcrossing, membeli e-book reader, hingga nonton serial This is Us. Karena Kimi juga, saya jadi tahu tentang blog yang selanjutnya akan saya bahas berikut ini.



Saya lupa bagaimana persisnya, tapi pada suatu hari Kimi pernah memberikan komentar soal postingan Hoeda Manis. Penasaran, saya membaca blog Hoeda dan sejak saat itu, blog Hoeda Manis masuk dalam daftar blog favorit saya. Nyaris setiap hari (kecuali akhir pekan) saya mengecek update blog ini. Hoeda memang sangat aktif menulis. Dalam sehari, ia bisa update beberapa tulisan sekaligus.

Kalau tidak salah, saya mulai mengikuti blog hoedamanis.blogspot.com sejak 2013. Saya membaca juga postingan-postingan di tahun-tahun sebelumnya karena tertarik, dan saya merasa tulisan Hoeda cenderung konsisten. Tidak ada perbedaan yang mencolok, kecuali bahwa saya merasa belakangan ini Hoeda lebih sering membahas tentang masalah pada doktrin pernikahan.

Tulisan Hoeda variatif dengan topik bermacam-macam, mulai dari yang serius sampai nyeleneh. Hoeda tak hanya menulis tentang pemanasan global, illuminati, agama, teori konspirasi, tapi juga postingan ajaib yang kadang hanya terdiri dari satu kalimat pendek saja. Tulisan-tulisan Hoeda menunjukkan keluasan wawasannya karena buku-buku yang ia baca. Hoeda juga punya blog lain di belajar-sampai-mati.blogspot.com yang berisi tanya-jawab soal apapun. Saya kadang membayangkan seperti apa rasanya masuk ke perpustakaan pribadinya. Well, ini agak tidak mungkin sih. Jangankan tahu alamatnya, untuk tahu orangnya seperti apa saja, itu termasuk hal yang rada mustahil.

Coba cari Hoeda Manis di Google, tidak akan ketemu keterangan detail tentangnya kecuali tentang blog dan buku-buku yang ia tulis. Ini luar biasa sih. Di jaman serba internet begini, Hoeda masih bisa nyaman dengan kehidupan introvertnya yang tak tersentuh (sembarang) orang luar.

Oya, dulu saya juga suka dengan Blog Misteri Enigma (yang penulisnya juga sama misteriusnya) dan menebak kalau Hoeda adalah penulis blog tersebut. Ternyata bukan, Hoeda sendiri yang konfirmasi ketika saya bertanya lewat email. Hoeda memang menutup akses komentar di blognya, jadi cara untuk menghubunginya ya melalui email. (Lewat Twitter bisa juga sih sebetulnya, tapi saya lebih suka lewat email.) Kalau dianggap perlu dan relevan, Hoeda akan membalas email dari pembacanya.

Hoeda kerap menyebut dirinya sendiri “bocah”, kadang merasa seperti “Magneto”, dan punya gambaran seorang “mbakyu” yang ideal, yang akan lebih sempurna kalau bisa masak nasi keras (tapi empuk, tidak menggumpal, dan tidak lengket di tangan). “Mbakyu” versi Hoeda banyak tersebar di tulisan-tulisannya. Setidaknya ada dua “mbakyu” yang Hoeda temukan lewat karakter film: Rachel Dawes di Batman Begins dan Alicia di A Beautiful Mind. Kehidupan masa kecilnya keras dan orang tuanya juga tidak mendukung. Mungkin luka ini yang  menjadikannya butuh sosok “mbakyu”. Saya memang bukan sosok pelindung itu, tapi kadang saya ingin memeluk bocah ini dan berharap saya bisa lebih baik mendengarkan daripada sebuah tutup botol kecap.



Zi adalah pengecualian. Kalau saya kenal dengan Kimi dan Hoeda dari blog dulu baru ke media sosial lainnya, saya pertama kenal Zi dari akun Twitternya. Well, akun @kleponwajik seringkali di-retweet oleh mutual saya; kebanyakan tweet yang lucu. Tapi saat itu saya masih malas untuk follow akunnya. Hingga suatu hari di tahun 2017, ketika saya sedang mencari kata kunci di Twitter tentang anxiety atau panick attack, saya tersasar di akunnya. Saya langsung follow dan mulai membaca blognya sejak saat itu.

Sebelum berganti nama menjadi adecembergirl.blogspot.com, blog ini dulunya bernama learnlovinglife.blogspot.com. Sejujurnya perubahan nama ini melegakan karena jadi mudah diingat. Tampilannya pun beda, lebih rapi dan tampak “profesional”.

Sama seperti dua blog di atas, saya baca juga postingan-postingan Zi di tahun-tahun sebelumnya. Gaya bahasanya jauh beda dibanding yang sekarang. Kalau dulu Zi bisa membahasakan dirinya dengan “aku”, “saya”, dan “gue” sekaligus di satu tulisan, kini ia konsisten menggunakan “saya”. Dulu tulisannya cenderung alay dengan font yang beda-beda ditambah emoji pula haha! Tapi namanya juga masih SMA/mahasiswa baru. Wajarlah. Siapa sih yang tak pernah alay? Saya pun mungkin dulu lebih alay.

Tapi sekarang, update di blognya menjadi salah satu yang saya tunggu-tunggu. Desember tahun lalu Zi pernah membuat kuis. Untuk mendapatkan hadiahnya, kita hanya perlu memberikan komentar tentang tulisan favorit di blognya. Pertanyaan yang mudah tapi jawabannya sulit. Blog Zi ini memunculkan emosi yang berbeda-beda di tiap postingannya yang…apa ya…kena di hati.

Ini jawaban saya waktu itu:
Tulisan favorit: Hmmm…sebenernya sulit sih buat milih. Banyak tulisan yang berkesan di blog ini. Mulai dari review yang mengulas “Amaama to Inazuma”, “Boku Dake ga Inai Machi”, sampe Kalafina, yang bikin saya jadi nonton dua anime itu plus icip-icip dengerin Kalafina, hingga postingan tentang extrimist apologist yang bikin saya ngerasa “Eh, hampir punya pengalaman yang sama!” Ada juga postingan yang bikin saya tersentuh (tentang kamera yang mesti dijual buat biayain school trip adek), senyam-senyum karena lucu (cara menjawab pertanyaan khas keluarga saat Idul Fitri), hingga bikin ikut mikir (about the bystander effect).

Cuma karena waktu itu momennya menjelang tahun baru dan saya sedang mellow, jadi saya pilih tulisan mengenai tips menghabiskan Malam Tahun Baru a la Zi. (Saya menang kuisnya, btw, dan tiga coaster Gundam aman bersama saya.)

Saya suka ketika Zi mengulas manga/anime/dorama/film Jepang. Ketertarikan yang ia tulis seperti menular ke pembacanya dan membuat mereka ingin membaca atau menonton juga! Terima kasih untuk Zi, referensi Jejepangan saya semakin bertambah. Di antara semua rekomendasinya, saya paling suka dengan Boku Dake ga Inai Machi.

Sejujurnya, ada tulisan-tulisan lain yang membuat saya merasa tersentuh. Tulisan yang lebih dalam, lebih emosional seperti yang Zi masukkan ke kategori Dark Shadows di blognya. Postingan tentang “someone out there”, misalnya. Atau tulisan tentang “friendshi…t” yang membuat saya ingin puk-puk Zi. Ketika masih anak-anak, Zi sering diledek karena berat badannya. Now she’s just pretty and witty! Dan itu bukan hanya di foto, karena saya pernah melihatnya secara langsung.

Jadi ketika sedang mengantri nonton renang Asian Games dengan teman-teman, saya sempat melihat Zi sedang ngantri juga. Gayanya keren dan saya jadi heboh sendiri ingin foto bareng donk.

Saya: Eh, itu ada Zi!
Teman 1: Siapa?
Saya: Itu…yang punya akun @kleponwajik
Teman 2: Gak kenal.
Saya: SELEBTWEET GITU DEH.
Teman 3: Oh…

Habis saya bingung menjelaskannya. Hari itu, meski ketemu lagi selesai nonton renang, saya ternyata masih belum bisa sok-sok nyapa gitu. Anyway, Kimi juga kenal dengan Zi dan kami sebetulnya merencanakan ke kafe kucing dengan Zi ketika Kimi ke Jakarta. Cuma karena Zi sakit pas hari-H, jadi hanya saya dan Kimi yang ke sana.

Pernah ada satu momen ketika akun @kleponwajik hilang dari Twitter, dan ini yang saya katakan ke Zi: I hope you're fine, safe, and sound. Kalau memang akun Twitter-nya betul ditutup, semoga blog-nya jangan ya...

***

Begitulah.

Blog Kimi, Hoeda, dan Zi masing-masing memberikan warna buat saya. Setiap kali membaca blog mereka, rasanya seperti punya teman lama. Terima kasih ya sudah mau berbagi cerita!