Meskipun blog
dianggap “tidak kekinian” dan orang telah
beralih untuk curhat di utas Twitter, saya masih punya soft spot untuk blog. Percayalah, jarangnya blog ini di-update tidak serta-merta
menunjukkan penurunan minat saya untuk membaca blog-blog favorit. Sampai saat ini,
ada tiga blog yang masih rutin saya ikuti. Ketiganya blog personal yang tidak
membahas spesifik satu tema tertentu; kadang random, diseling galau atau
misuh-misuh, tapi tetap menarik buat saya. Sebagai bentuk terima kasih, saya
akan ulas ketiganya di postingan kali ini.
Saya
mengenal blog www.insanayu.com sejak namanya masih arghett.blogspot.com, delapan
tahun yang lalu. Tampilan blognya jauh berbeda, tapi gambar profil yang dipakai masih sama: cewek berkacamata yang rambutnya dikuncir, berbaju pink, dengan latar
warna biru. Saya tidak sengaja menemukan blog ini ketika sedang mencari ulasan
film Korea A Time to Remember.
Blog punya
Kimi ini harus banget dimasukkan ke dalam Top 3 favorit saya. Ada semacam
kedekatan nostalgia saya dengannya. Karena blog ini, saya jadi kenal Kimi.
Karena blog ini pula, saya jadi pede untuk memulai blog saya sendiri.
Dulu Kimi
banyak menulis tentang kesehariannya, seringnya tentang cerita-cerita jaman
kuliah termasuk hobinya bermain futsal. Sesungguhnya itu seperti membaca buku harian…yang
terbuka untuk umum. Semakin sering membaca blog Kimi,
saya jadi merasa dekat dengannya padahal ketemu saja belum pernah waktu itu. Di
blognya itu, Kimi tak pernah sekalipun menampilkan fotonya. Kalaupun ada foto
dengan teman-temannya, Kimi pasti akan menaruh stiker atau apalah untuk
menutupi wajahnya (padahal aslinya cakep lhooo). Dan ada satu hal paling
khas yang ada di blognya: Kimi sering menggunakan gaya tanya-jawab antara ia
dengan “penggemar”-nya untuk lucu-lucuan.
Sekarang
tulisan-tulisan di blog Kimi terasa lebih dewasa. Dialog dengan “penggemar”
mulai jarang. Galau dan randomnya masih ada, tapi bahasan tulisannya melebar ke
skin care, psikologi (Kimi lulusan
Psikologi UI, btw), review film, dan akhir-akhir ini kucing. Khusus untuk review
buku, self-proclaimed pacar Rafael
Nadal ini punya satu blog lagi di rangerkimi.wordpress.com. Beberapa tulisan
Kimi kini ditulis dengan Bahasa Inggris
(sekalian latihan, katanya), dan ia mulai mau memasang foto di blognya. Saat ini, saya
paling suka kalau Kimi membahas tema-tema psikologi seperti tentang Stanford Prison Experiment atau ehm…seni mencintai. Kimi
punya satu kategori di blognya yang ia namakan “sok pinter”. Kategori yang
sesungguhnya bikin orang beneran lebih pintar dengan pengetahuan baru. Kimi
juga beberapa kali membuat kuis di blognya, dan saya pernah menang undian dan
mendapatkan buku A Tree Grows in Brooklyn sebagai hadiah. Saya tulis ulasannya di sini.
Saya beberapa
kali ketemu Kimi ketika ia sedang main ke Jakarta. Terakhir ketemu itu Oktober
tahun lalu ketika kami main-main ke The Cat Cabin di Kemang sampai ke
Perpusnas. Kimi adalah teman jalan yang
asik. Mungkin
lain kali Kimi ke Jakarta, saya akan ajak untuk mencoba naik MRT (saya belum
pernah naik MRT donk) dan jalan-jalan sambil foto-foto di trotoar Sudirman-Thamrin
yang Instagrammable. Kalau Kimi mau,
tentu saja.
Di tahun-tahun
sebelumnya, kami saling berkirim surat dan kartu pos juga. Karena Kimi, saya
tertarik ikutan Postcrossing, membeli
e-book reader, hingga nonton serial This is Us. Karena Kimi juga, saya jadi tahu tentang blog yang selanjutnya akan saya bahas berikut ini.
Saya lupa
bagaimana persisnya, tapi pada suatu hari Kimi pernah memberikan komentar soal
postingan Hoeda Manis. Penasaran, saya membaca blog Hoeda dan sejak saat itu, blog
Hoeda Manis masuk dalam daftar blog favorit saya. Nyaris setiap hari (kecuali akhir pekan) saya mengecek update blog ini. Hoeda memang sangat
aktif menulis. Dalam sehari, ia bisa update
beberapa tulisan sekaligus.
Kalau
tidak salah, saya mulai mengikuti blog hoedamanis.blogspot.com sejak 2013. Saya
membaca juga postingan-postingan di tahun-tahun sebelumnya karena tertarik, dan
saya merasa tulisan Hoeda cenderung konsisten. Tidak ada perbedaan yang
mencolok, kecuali bahwa saya merasa belakangan ini Hoeda lebih sering membahas
tentang masalah pada doktrin pernikahan.
Tulisan
Hoeda variatif dengan topik bermacam-macam, mulai dari yang serius sampai nyeleneh. Hoeda tak hanya menulis tentang pemanasan global, illuminati, agama, teori
konspirasi, tapi juga postingan ajaib yang kadang hanya terdiri dari satu
kalimat pendek saja. Tulisan-tulisan Hoeda menunjukkan keluasan wawasannya
karena buku-buku yang ia baca. Hoeda juga punya blog lain di belajar-sampai-mati.blogspot.com
yang berisi tanya-jawab soal apapun. Saya kadang membayangkan seperti apa
rasanya masuk ke perpustakaan pribadinya. Well,
ini agak tidak mungkin sih. Jangankan tahu alamatnya,
untuk tahu orangnya seperti apa saja, itu termasuk hal yang rada mustahil.
Coba cari
Hoeda Manis di Google, tidak akan ketemu keterangan detail tentangnya kecuali
tentang blog dan buku-buku yang ia tulis. Ini luar biasa sih. Di jaman serba
internet begini, Hoeda masih bisa nyaman dengan kehidupan introvertnya yang tak
tersentuh (sembarang) orang luar.
Oya, dulu
saya juga suka dengan Blog Misteri Enigma
(yang penulisnya juga sama misteriusnya) dan menebak kalau Hoeda adalah penulis
blog tersebut. Ternyata bukan, Hoeda sendiri yang konfirmasi ketika saya bertanya lewat email. Hoeda memang menutup akses komentar di blognya,
jadi cara untuk menghubunginya ya melalui email. (Lewat Twitter bisa juga sih
sebetulnya, tapi saya lebih suka lewat email.) Kalau dianggap perlu dan
relevan, Hoeda akan membalas email dari pembacanya.
Hoeda
kerap menyebut dirinya sendiri “bocah”, kadang merasa seperti “Magneto”, dan
punya gambaran seorang “mbakyu” yang ideal, yang akan lebih sempurna kalau bisa
masak nasi keras (tapi empuk, tidak menggumpal, dan tidak lengket di tangan). “Mbakyu”
versi Hoeda banyak tersebar di tulisan-tulisannya. Setidaknya ada dua “mbakyu”
yang Hoeda temukan lewat karakter film: Rachel Dawes di Batman Begins dan Alicia di A
Beautiful Mind. Kehidupan masa kecilnya keras dan orang tuanya juga tidak
mendukung. Mungkin luka ini yang menjadikannya
butuh sosok “mbakyu”. Saya memang bukan sosok pelindung itu, tapi kadang saya
ingin memeluk bocah ini dan berharap saya bisa lebih baik mendengarkan daripada
sebuah tutup botol kecap.
Zi adalah
pengecualian. Kalau saya kenal dengan Kimi dan Hoeda dari blog dulu baru ke
media sosial lainnya, saya pertama kenal Zi dari akun Twitternya. Well, akun @kleponwajik seringkali di-retweet
oleh mutual saya; kebanyakan tweet yang lucu. Tapi saat itu saya masih malas
untuk follow akunnya. Hingga suatu
hari di tahun 2017, ketika saya sedang mencari kata kunci di Twitter tentang anxiety atau panick attack, saya tersasar di akunnya. Saya langsung follow dan mulai membaca blognya sejak
saat itu.
Sebelum
berganti nama menjadi adecembergirl.blogspot.com, blog ini dulunya bernama learnlovinglife.blogspot.com.
Sejujurnya perubahan nama ini melegakan karena jadi mudah diingat. Tampilannya pun
beda, lebih rapi dan tampak “profesional”.
Sama seperti
dua blog di atas, saya baca juga postingan-postingan Zi di tahun-tahun
sebelumnya. Gaya bahasanya jauh beda dibanding yang sekarang. Kalau dulu Zi
bisa membahasakan dirinya dengan “aku”, “saya”, dan “gue” sekaligus di satu
tulisan, kini ia konsisten menggunakan “saya”. Dulu tulisannya cenderung alay
dengan font yang beda-beda ditambah emoji pula haha! Tapi namanya juga masih
SMA/mahasiswa baru. Wajarlah. Siapa sih yang tak
pernah alay? Saya pun mungkin dulu lebih
alay.
Tapi
sekarang, update di blognya menjadi
salah satu yang saya tunggu-tunggu. Desember tahun lalu Zi pernah membuat kuis.
Untuk mendapatkan hadiahnya, kita hanya perlu memberikan komentar tentang
tulisan favorit di blognya. Pertanyaan yang mudah tapi jawabannya sulit. Blog
Zi ini memunculkan emosi yang berbeda-beda di tiap postingannya yang…apa ya…kena
di hati.
Ini
jawaban saya waktu itu:
Tulisan favorit: Hmmm…sebenernya sulit sih buat milih.
Banyak tulisan yang berkesan di blog ini. Mulai dari review yang mengulas
“Amaama to Inazuma”, “Boku Dake ga Inai Machi”, sampe Kalafina, yang bikin saya jadi
nonton dua anime itu plus icip-icip dengerin Kalafina, hingga postingan tentang
extrimist apologist yang bikin saya ngerasa “Eh, hampir punya pengalaman yang
sama!” Ada juga postingan yang bikin saya tersentuh (tentang kamera yang mesti
dijual buat biayain school trip adek), senyam-senyum karena lucu (cara menjawab
pertanyaan khas keluarga saat Idul Fitri), hingga bikin ikut mikir (about the
bystander effect).
Cuma
karena waktu itu momennya menjelang tahun baru dan saya sedang mellow, jadi
saya pilih tulisan mengenai tips
menghabiskan Malam Tahun Baru a la Zi. (Saya menang kuisnya, btw, dan tiga coaster Gundam aman bersama saya.)
Saya suka
ketika Zi mengulas manga/anime/dorama/film Jepang. Ketertarikan yang ia tulis
seperti menular ke pembacanya dan membuat mereka ingin membaca atau menonton
juga! Terima kasih untuk Zi, referensi Jejepangan saya semakin bertambah. Di antara
semua rekomendasinya, saya paling suka dengan Boku Dake ga Inai Machi.
Sejujurnya,
ada tulisan-tulisan lain yang membuat saya merasa tersentuh. Tulisan yang lebih
dalam, lebih emosional seperti yang Zi masukkan ke kategori Dark Shadows di blognya. Postingan tentang “someone
out there”, misalnya. Atau tulisan tentang “friendshi…t”
yang membuat saya ingin puk-puk Zi. Ketika masih anak-anak,
Zi sering diledek karena berat badannya. Now
she’s just pretty and witty! Dan itu bukan hanya di foto, karena saya
pernah melihatnya secara langsung.
Jadi ketika
sedang mengantri nonton renang Asian Games dengan teman-teman, saya sempat
melihat Zi sedang ngantri juga. Gayanya keren dan saya jadi heboh sendiri ingin
foto bareng donk.
Saya: Eh,
itu ada Zi!
Teman 1:
Siapa?
Saya: Itu…yang
punya akun @kleponwajik
Teman 2:
Gak kenal.
Saya:
SELEBTWEET GITU DEH.
Teman 3:
Oh…
Habis saya
bingung menjelaskannya. Hari itu, meski ketemu lagi selesai nonton renang, saya
ternyata masih belum bisa sok-sok nyapa gitu. Anyway, Kimi juga kenal dengan Zi dan kami sebetulnya merencanakan
ke kafe kucing dengan Zi ketika Kimi ke Jakarta. Cuma karena Zi sakit pas hari-H, jadi hanya saya dan Kimi yang ke sana.
Pernah ada
satu momen ketika akun @kleponwajik hilang dari Twitter, dan ini yang saya
katakan ke Zi: I hope you're fine, safe,
and sound. Kalau memang akun Twitter-nya betul ditutup, semoga blog-nya
jangan ya...
***
Begitulah.
Blog Kimi, Hoeda, dan Zi masing-masing
memberikan warna buat saya. Setiap kali membaca blog mereka, rasanya seperti
punya teman lama. Terima kasih ya sudah mau berbagi cerita!