Wednesday 19 June 2013

Mimpi-mimpi (dalam) Fiksi

Ketika baru lulus kuliah, sebagian waktu luang saya isi dengan menulis. Di tengah penat menunggu panggilan kerja, menulis membuat saya merasa lapang. Salah satu proyek pribadi yang saya seriusi adalah menggarap fanfiction dimana dalam cerita itu, saya bertemu dengan The Corrs, band paling keren sejagad raya. Dikisahkan, saya mendapat beasiswa untuk kuliah di Inggris. Dari Inggris, saya menghabiskan liburan semester di Irlandia, lalu bertemu The Corrs di sana. Terlihat sederhana, tapi toh cerita fiksi ini sampai menghabiskan 45 halaman.

Karena fiksi, saya bebas berkreasi. Tulisan itu sebenarnya adalah representasi mimpi-mimpi: beasiswa luar negeri, Inggris, Irlandia, dan The Corrs. Dalam tulisan itu saya merasakan udara minus derajat celcius, menyentuh salju, melintas batas benua, pergi ke Eropa! Saat menulis, keempatnya hanya tergambar dalam imajinasi saja. 

Sekarang sudah lebih dari empat tahun sejak saya menulis fanfiction tersebut. Saya tak ingin semua itu terus tinggal sebagai mimpi. Mula-mula dan yang paling pertama, saya mendaftar beasiswa untuk kuliah di negara Eropa. Inggris adalah favorit saya, namun hitung-hitungan peluang membuat saya menjatuhkan pilihan pada Belanda.

Niat mencari beasiswa luar negeri mulai muncul hampir dua tahun yang lalu. Selama rentang waktu itu, saya mengikuti kursus Bahasa Inggris di EF selama dua periode, mengikuti tes iBT TOEFL tiga kali, tes ITP TOEFL dua kali, mendaftar di dua universitas dan mencoba peruntungan dua beasiswa (NFP dan StuNed), dua-duanya dari Pemerintah Belanda. Usaha ini memakan waktu, tenaga, dan biaya yang tak sedikit. Saya ingat, ketika hendak ujian iBT TOEFL untuk kali ketiga, saya terus-menerus menyetel This is War-nya Ingrid Michaelson, berulang-ulang menggaungkan “I won’t surrender.. I will fight better...”

Well, kabar baiknya, saya diterima di dua beasiswa tersebut. Saya disuruh memilih salah satu. Karena alasan nasionalisme, saya memilih NFP. Dengan melepas beasiswa StuNed, pengganti saya bisa dipastikan orang Indonesia. Sedangkan jika saya melepas NFP, orang yang akan menggantikan saya mungkin saja berasal dari negara-negara Asia-Afrika lainnya.

Ini sudah sebulan sejak pengumuman beasiswa. Saya sedang mengurus persiapan berangkat ke Belanda September nanti. Anggaplah mimpi mendapat beasiswa luar negeri sudah tercapai. Kalau menuruti fanfiction yang saya buat, masih ada mimpi tentang Inggris, Irlandia, dan The Corrs yang masih menanti untuk diwujudkan. Sama seperti dulu ketika saya menulis cerita fiksi, saat ini pun saya tak tahu apakah kelak mimpi-mimpi itu bisa direngkuh. Saya tak pernah tahu. Yang saya tahu, saya akan terus berusaha menghidupkan mimpi-mimpi itu. Satu per satu.

2 comments:

  1. Awwww... Selamat Anggie! Membaca ini kok aku jadi terharu senang begitu ya... Pokoknya selamat! Sekali lagi selamat!

    ReplyDelete
  2. Kimi..makasih banyak ya :') *hugs*

    ReplyDelete