“[…] Perjalanan dari Jakarta ke Semarang akan ditempuh
dalam waktu 48 menit […]”
Suara pilot Garuda memenuhi
kabin pesawat. Film Korea yang sedang saya tonton di-pause otomatis. Normalnya
saya akan merasa sebal karena pengumuman itu mengurangi waktu nonton saya –
belum lagi setelah itu ada pengumuman yang sama dalam Bahasa Inggris. Tapi demi
mendengar “48 (menit)”, mau tak mau saya jadi teringat rencana sore nanti dan menjadi
excited.
Rabu
pagi. Saya sedang dalam perjalanan menuju ke Semarang untuk sebuah acara
kantor. Disposisinya sendiri baru saya terima sehari sebelumnya. Dengan waktu
yang mepet, saya book tiket pesawat
dan hotel, dan melakukan konfirmasi kehadiran. Tapi bukan itu yang ingin saya
ceritakan di sini.
Mengetahui
Semarang sebagai kota tujuan dinas, saya hubungi..uh..teman wota saya yang
tinggal di sana. Saya ajak ketemuan selesai acara, dan dia bilang oke. That would be our first meet up and I asked
her to bring a friend with her so it’s gonna be less awkward.
Saya
pertama kali kenal Meta karena tweetnya tentang Jurina. Waktu itu Jurina – the ace of SKE48 – sedang mempersiapkan
sebuah pengumuman dan banyak spekulasi tentang apa yang akan dia katakan. Dari random search di Twitter terkait topik
itu, ada satu tweet yang super lucu. Itu adalah tweet Meta.
Long story short, dari salah satu
tweet-nya saya jadi tahu kalau dia bermain Duel Otak – yang saat itu sedang
ngehits – dan saya challenge dia
untuk bermain bareng. She was one of tough
opponents back then.
Long story short, dari
ngobrol-ngobrol di chat Duel Otak dan
kemudian pindah ke aplikasi chatting lainnya, saya jadi tahu profil wota dia.
Saya tahu dia Jurina-oshi, dan sebenarnya sudah mengurangi hobi idoling-nya.
Long story short, Meta juga tahu
kalau saya baru di 48G fandom ini.
Dan dia dengan baik hati meng-copy-kan
121 giga soft copy ke HDD saya berisi
segala jenis variety show, konser,
hingga dokumentari yang berhubungan dengan SKE48.
Makanya
ketika tahu ditugaskan ke Semarang, saya beritahu Meta dan antusias untuk
sebuah meet up. Saya pikir akan
menyenangkan untuk bertemu teman yang sama-sama nge-fans dengan SKE48.
Acara
saya di Semarang selesai sekitar jam 4 sore. Dari tempat acara, saya ke hotel
tempat saya menginap di @Hom. Saya janjian dengan Meta dan temannya di café Tong
Tji di lobi hotel.
Sempat
ada masalah sedikit sore itu. Surat perjalanan dinas saya hilang, dan ternyata
ketinggalan di tempat acara. Setelah balik lagi ke tempat acara, saya kembali
ke @Hom, dan tak lama Meta mengabarkan kalau dia sudah sampai di Tong Tji.
Turun
dari lift, saya langsung ke Tong Tji. Saya langsung mengenali Meta, sedang
duduk membelakangi pintu masuk. Saya sapa Meta (“woy”, of all greetings, really?) dan merasa sedikit canggung – yang
sebenarnya tidak perlu, karena Meta masih anak kecil. She’s twenty something, that I know. Tapi bertemu secara langsung,
dia terlihat lebih muda dari yang dia tampilkan pada obrolan virtual kami.
Saya
lihat Meta sudah memesan minuman, jadi sambil menunggu temannya datang, saya
pesan minuman juga.
Tak
lama, temannya datang. Kirana. Dari ngobrol-ngobrol singkat, saya jadi tahu
kalau Kirana nge-fans dengan SKE
juga. Double combo!
Selama
berada di fandom ini, saya tidak
pernah benar-benar berteman dengan wota lainnya. Apalagi wota yang sama-sama
SKE-oshi. Bahkan di Twitter pun saya membatasi diri. Saya suka lingkaran
pertemanan yang kecil, in which I can
catch up with anyone.
Teman
saya ada yang nge-fans juga dengan
48G, tapi oshi dia Paruru dan bahkan lebih memilih HKT dibanding SKE. Jadi bertemu
dengan Meta dan Kirana dan ngobrol tentang SKE dan duo ace-nya, itu seperti…itu seperti..menemukan makanan Indonesia di
Eropa. It feels so right and it feels
like home.
Anyway, ternyata orang
kantor juga ada yang menginap di @Hom. Sebagai closet wota, saya jadi merasa canggung dan pengin cepat-cepat
kabur. Lagipula itu sudah waktunya untuk makan malam.
Dari
kemarin-kemarin saya sudah ingin tahu gimbal khas Semarang, jadi saya tahu apa
yang saya inginkan untuk makan malam. Kami bertiga ke Taman Menteri Supeno dan
makan tahu gimbal di sana. Selama makan, kami ngobrol tentang idoling. Oh well, kami cerita juga tentang hal lainnya, tapi selalu bermuara
ke SKE. Atau Jurina. Atau Rena.
Selesai
makan, kami sholat Maghrib di masjid dekat taman itu.
“Nanti
wudhu-nya di Chamber of Secret,” kata
Meta.
Saya
tak paham, dan masih tak paham ketika Kirana menunjukkan tempat untuk wudhu. Later I googled about Chamber of Secret, and
I was like, “Oh.” ._____.
Dari
situ, kami ke Inul Vista untuk karaoke bareng.
Ide
bertemu dengan orang-orang baru buat saya itu seperti tantangan untuk diri
sendiri. Saya tahu di menit-menit pertama akan ada rasa tidak nyaman, dan
canggung. And it could be worse. Inilah
juga alasan saya kabur saat acara meet up
di Gran Indonesia beberapa waktu lalu. Tapi bertemu dengan dua orang teman
dari Semarang ini berbeda. Ah, saya ingat sekarang! Rasanya itu sama seperti
ketika saya bertemu teman-teman di Filipina yang nge-fans dengan The Corrs. Kami punya sesuatu yang menyatukan kami. Kalau
dulu The Corrs, sekarang SKE48.
Kalau
bertemu dengan teman baru itu sudah membuat canggung, apalagi karaoke bareng.
Duh! Mana suara saya...ya begitulah…
Kalau
karaoke bareng besties saya pede saja
nyanyi lagunya AKB, karaoke dengan Meta dan Kirana itu bikin pede saya langsung
drop. Meskipun usia mereka di bawah
saya, mereka lebih berpengalaman sebagai wota. Singkatnya, mereka adalah senpai dalam perwotaan dibanding saya.
Lagu-lagu
yang mereka pilih tidak semuanya saya mengerti. Ada yang baru pertama kali saya
dengar malahan. Dan oh, suara mereka juga bagus-bagus. Saya langsung pengin
tepuk tangan ketika mereka mengambil nada tinggi atau sukses menyanyikan bagian
lagu yang tricky. Dan mereka nyaris
sempurna menyanyikannya. Bandingkan dengan saya yang tetap kesulitan bahkan
dengan lirik yang sudah terpampang di video; masih ada saja kata-kata yang missed.
Saat
karaoke itu terlihat kalau mereka excited
dengan lagu-lagu idol. Well, mereka juga punya inside joke. Ketika intro Bukiyou
Taiyou, mereka berdua tertawa-tawa sambil bilang, “SENPAI, KADIE!” dan disahut dengan, “SENPAI, COME HERE!”
Saya
baru ngeh maksudnya setelah lagu itu hampir selesai dinyanyikan.
Selain
menyanyikan lagu-lagu dari 48G, kami juga menyanyikan lagu dari Taylor Swift,
One Direction, Five for Fighting, dan lainnya. When I chose a song from Backstreet Boys, Meta pointed out our age gap and
I was like, “But..but this is their latest single.” T_T
Lalu
saat Meta memilih lagu dengan judul “How
Deep is Your Love”, saya pikir itu dari Bee Gees, tapi ternyata bukan. T_T
Selain itu, meskipun mengaku sudah jarang ngidol, ternyata Kirana hapal lagu “2588” Matsui Rena dan bahkan
menyanyikannya lebih menghayati dibanding saya.
Selesai
dua jam karaoke, mereka mengantar saya kembali ke @Hom. Kami sempat foto-foto
selfie sebentar.
Hari
itu adalah Hari 48 buat saya. Bukan saja karena paginya pilot menyebutkan dua
angka itu saat menginformasikan estimasi waktu tempuh Jakarta-Semarang, bukan
saja karena taksi yang saya tumpangi punya dua angka itu di kode taksinya,
bukan saja karena total jajan kami di Tong Tji punya dua angka itu di receipt yang kami terima, tapi juga
karena hari itu – karena 48 – saya bertemu dengan dua orang teman yang baik dan
menyenangkan di Semarang.
I had a great time there!
The next day, I tweeted this:
“Woke up very tired, but super
happy.”
And I mean it.
No comments:
Post a Comment