Monday, 7 January 2013

20(12) Part II



7
Setelah menunggu cukup lama, Ice Age 4: Continental Drift dan Madagascar 3: Europe’s Most Wanted akhirnya muncul di 2012. Saya menyukai seri pertama kedua film itu dan tanpa sadar punya ekspektasi berlebih pada dua film animasi ini. Tawa adalah yang saya cari dalam keduanya. Bukan hanya sekedar laugh – tawa – saja, namun juga laugh echo. Ini adalah jenis tawa yang bisa terus berulang hanya dengan mengingat suatu kejadian lucu. Saya punya banyak laugh echo untuk adegan-adegan di Ice Age 3 dan Madagscar 2, namun sayangnya, tak terulang di dua film terbaru ini.

Untuk penggemar pahlawan super, di tahun 2012 setidaknya ada 3 film yang bisa memuaskan mereka. Dimulai dari The Avengers yang mengibur, Batman: The Dark Knight Rises yang gelap, serta The Amazing Spiderman yang segar tanpa Tobey Maguire. Ketika The Avengers dan The Amazing Spiderman lebih seperti hiburan, Batman: The Dark Knight Rises lebih serius dan berkarakter. Kehancuran Kota Gotham sungguh membuat senewen. Meskipun akhirnya – seperti akhir kisah-kisah film pada umumnya – kebaikanlah yang memenangkan pertempuran.

Di tahun ini pula Twilight Saga berakhir dengan kehadiran Breaking Dawn (Part II). Sebagai informasi, saya punya love and hate relationship dengan Twilight. Saya benci dengan tata rias yang aneh dan berlebihan di film yang pertama, saya benci dengan akting datar Kristen Stewart dan karakter Bella Swan yang lemah, saya benci eksploitasi tubuh berotot Jacob yang terlalu memaksakan, saya benci cengiran Edward Cullen, namun toh tetap menonton filmnya.

Saya selalu mengeluh dan komplain setiap kali menonton film-film Twilight Saga, tapi tak mau kehilangan momen nonton filmnya di bioskop. Saya sering menghina-hina Twilight, membandingkannya dengan Harry Potter, tapi tetap juga menonton hingga filmnya tamat.

Tapi Breaking Dawn (Part II) berbeda. Bella Swan tampil mempesona setelah ia diubah menjadi vampir. Kristen Stewart lebih hidup, atau mungkin saya sudah terbiasa dengan aktingnya. Edward Cullen lebih dewasa, dan saya jatuh cinta pada senyumnya ketika ia bermain piano dengan Renesmee, putrinya. Dan Jacob, ah, ia masih saja pamer tubuhnya. Banyaknya vampir yang terlibat dari seluruh penjuru dunia mengingatkan saya pada Harry Potter and The Goblet of Fire ketika sekolah sihir bukan hanya Hogwarts. Pertempuran antara Cullens dan pembelanya versus Volturi adalah klimaks dari keseluruhan film Twilight Saga. Ini adalah klimaks yang ditunggu-tunggu sejak empat tahun yang lalu!

Yang lebih luar biasa adalah twist-nya yang tak terduga. Beberapa orang kecewa dengan ending-nya, tapi bagi saya itu juara. Breaking Dawn (Part II) membuat perasaan saya naik turun dengan cepat seperti roller coaster. Film ini ditutup dengan lagu A Thousand Years Christina Perry feat. Steve Kazee yang manis. Dalam closing­-nya, semua pemain film-film Twilight Saga dimunculkan dari film yang paling pertama, semacam reuni. Kali itu, saya tak mau beranjak dari bioskop hingga Bella Swan muncul sebagai penutup. Film ini menjadi salah satu yang paling berkesan buat saya.

Namun di antara semua film yang saya tonton di 2012, yang menempati posisi puncak adalah Life of Pi. Ide cerita yang unik dan tata visual yang cantik sudah lebih dari cukup untuk membuat saya betah berlama-lama menonton. Adegan penutup yang memberikan kebebasan pilihan manusia atas eksistensi Tuhan membuat saya terpukau, dan menjadi agak filosofis sampai selesai menonton. Ini adalah film yang wajib ditonton.


6
What Makes You Beautiful ­– One Direction, No Other – Super Junior, dan Beautiful Cause You Love Me ­– Girls Aloud adalah tiga lagu yang mengingatkan saya pada 2012 untuk alasan yang kadang tak harus ada. Khusus untuk No Other, saya bahkan sempat menuliskannya di sini. Silahkan menikmati ketiga lagu di bawah ini.






5
The Book of (Holiday) Awesome saya beli di tahun ini melengkapi kedua buku Neil Pasricha yang lain. Di tahun 2012 ini pula, saya punya kecanduan baru untuk mengumpulkan buku-buku Diary of a Wimpy Kid. The Izu Dancer saya temukan di tengah-tengah pesta diskon Periplus. Mestinya saya senang berhasil mendapatkan buku yang sudah lama saya cari, namun ternyata versi Inggris buku itu mengecewakan. Tidak ada bahasa puitis seperti Penari Izu yang diterjemahkan oleh Ajip Rosidi. Beberapa kejadian bahkan ada yang dihilangkan.

Perkenalan saya pada buku-buku Mitch Albom adalah yang terbaik untuk tahun 2012. Dimulai dari One More Day, saya mulai mengumpulkan buku-bukunya yang lain seperti The Five People You Meet in Heaven, Have a Little Faith, Tuesdays with Moorie, sampai bukunya yang terbaru The Time Keeper. Selain Dan Brown dan JK Rowling, Albom adalah orang yang bisa membuat saya ingin segera melompat ke halaman tiga bahkan ketika saya masih membaca halaman pertama. Albom adalah penulis yang paling hebat di tahun ini buat saya.


4
Saya lumayan sering bepergian ke luar kota di tahun ini. Namun di antara semuanya, Ambon, Manado, dan Mataram adalah tiga kota yang paling berkesan untuk saya.

Ambon sudah memukau saya begitu mobil yang saya tumpangi meninggalkan bandara Pattimura. Kota ini eksotis, sulit membayangkan seringnya pecah kerusuhan berlatar belakang SARA di sini. Saya sempat ke pemandian air panasnya dan pergi melihat belut berukuran super. Belut-belut ini hidup di sungai-sungi jernih dekat dengan pemukiman warga. Ia berada di gorong-gorong dan hanya muncul ketika dipancing dengan aroma telur mentah oleh seorang pawang. Ukuran jumbo belut-belut itu sempat membuat saya bergidik.

Manado punya cerita yang berbeda. Itu adalah kali pertama saya ke Manado. Dari Manado, saya sempat ke Lahendong untuk mengunjungi salah satu PLTU di sana. Jalanannya yang berbukit-bukit membuat saya berusaha terjaga – untuk menikmati pemadangan – di tengah godaan kantuk. Pulang dari Lahendong, hujan turun. Selepas hujan, giliran kabut yang bergelayut, menutupi rimbun pepohonan dengan putihnya. Tahu yang saya bayangkan pertama kali? Forks. Yeah. That Forks from Twilight.

Mataram dan Pantai Senggigi-nya termasuk yang ada di hati saya juga. Saya selalu menginap di Hotel Jayakarta Lombok, dan setiap senja, saya akan pergi ke bibir pantai yang ada persis di belakang hotel. Saya akan duduk di atas pasir bertelanjang kaki, menikmati langit jingga sementara matahari perlahan-lahan mulai turun. Jika beruntung, Gunung Agung akan tampak di sisi sebelah kanan. Itu adalah momen yang menenangkan, momen yang mendamaikan jiwa.


3
Tahun 2012 adalah tahun yang penuh dengan mimpi-mimpi. Saya ralat. Tahun 2012 adalah tahun terwujudnya mimpi-mimpi. Seorang teman baik berhasil mendapatkan beasiswa kuliah S2 di Australia, sementara dua teman yang lain berhasil travelling hingga ke Amerika. Bertahun-tahun yang lalu, kami hanya memimpikannya. Bertahun-tahun kemudian, mimpi itu tetap terjaga dan BUMMM... menjadi nyata!


2
Salah satu mimpi saya pun terwujud di tahun ini. Sejak masih anak-anak, saya selalu ingin pergi ke Jepang. Saya tahu, suatu saat saya pasti akan ke sana. Entah dengan uang sendiri, entah dengan memenangkan sebuah undian. Namun saya tak pernah tahu kalau pada akhirnya saya ke sana dengan biaya Pemerintah Jepang.

Saya mendapat training selama dua minggu di Tokyo. Di sela-sela training, saya jalan-jalan mengelilingi Tokyo mulai dari Tokyo Sky Tree Tower yang modern hingga Istana Kaisar yang mengingatkan saya pada jaman dulu. Di akhir pekan, saya pergi ke Gunung Fujiyama bersama dua teman Jepang dan satu teman dari Indonesia. Itu pertama kalinya saya menyaksikan kemegahan Gunung Fujiyama secara langsung.

Ada enam postingan tentang Jepang yang saya tulis di blog ini. Tapi rasanya, enam pun belum cukup untuk menceritakan semua yang ingin saya bagi.


1
Highlight of 2012: Meet Hayley Westenra!! Enough said.


Itulah 12 cerita untuk 2012. Dan meskipun agak telat, saya ingin tetap menyapa.

Halo, 2013!

2 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Semoga tahun 2013 mimpi2 kita terwujud juga. Masih ada Eropa dalam agendaku :D

    - Wina

    ReplyDelete