Tuesday 19 March 2013

Mengajak Bapak-Ibu Jalan-Jalan (iii)


Minggu, 27 Januari. Seperti yang saya bilang, Kota Tua di Georgetown adalah target saya selanjutnya. Georgetown terkenal sebagai World Heritage City, jadi tepat kalau menghabiskan seharian di sana. Dari buku yang saya baca dan peta wisata yang mudah didapatkan dimana saja, saya jadi tahu tempat-tempat mana yang jadi prioritas. Yang lebih menyenangkan, Penang menyediakan free shuttle bus untuk keliling Kota Tua!

Sama seperti hari sebelumnya, kami ke Komtar sekitar jam 9. Tak lama, bus berlabel CAT (Central Area Transit) – free datang. Beruntung kami berempat mendapat tempat duduk.

Kami turun di halte dekat Gereja St. George – gereja Anglican tertua di Asia Tenggara – yang berhadapan dengan Courthouse. Setelah berfoto-foto, kami melanjutkan berjalan kaki hingga ke Museum Penang.


  
Tiket masuk ke Museum Penang sangat murah, cuma RM 1, padahal koleksinya lumayan lengkap. Kita bisa belajar tentang sejarah Penang. Ada tiga kelompok masyarakat yang membangun Penang, yakni Cina, Melayu, dan India. Budaya masing-masing kelompok masyarakat ini – mulai dari pakaian hingga adat pernikahan – dijelaskan secara rinci berdasarkan ruangan yang kami masuki. Di lantai dua, ada berbagai macam lukisan, mainan tradisional, dan lainnya.




Setelah Museum Penang, kami kembali naik CAT sampai Halte Feri. Dari sana, kami bisa saja langsung melanjutkan perjalanan kembali ke Komtar. Tapi hari belum juga sore. Alih-alih pulang, kami berjalan berbalik arah hingga ke Fort Cornwallis, melewati The Queen Victoria Memorial Clock Tower.

 
Tiket masuk ke Fort Cornwallis RM 3. Kami naik ke atas benteng yang menghadap laut, berfoto dengan meriam jaman dulu kala. Ada rombongan bule yang lewat, ibu langsung heboh minta foto bareng, tapi malu-malu. Saya mendekati salah satu dari mereka, meminta berfoto bersama.

“I can’t believe I’m so famous here!”, kata si bule sambil tertawa.



Ia bilang, sudah sering sekali ia dimintai foto bareng. Untungnya ia masih mau diajak foto lagi. Jadilah siang itu, bapak, ibu, dan sepupu berfoto bersama bule.


Di depan Fort Cornwallis, ada banyak jajajan. Salah satu yang menyita perhatian adalah Rojak Menjerit. Itu sebenarnya rujak buah biasa, tapi konon sambalnya sangat pedas hingga bikin kita menjerit. Well, nyatanya cukup pedas saja tidak.


Dari Fort Cornwallis, kami kembali berjalan – kali ini melewati City Hall dan Town Hall. Menjelang sore, kami kembali pulang naik CAT.




Malamnya, kami kembali ke luar mencari makan; kali ini ke Penang Time Square. Hotel memang punya restoran di bawah, sayangnya tidak halal. Karena dekat dengan hotel, kami ke Penang Time Square berjalan kaki. Sampai di mall, sudah banyak tempat makan yang tutup. Pantas sih, kami baru keluar saja jam delapan lewat.

Meski lelah jalan-jalan mengelilingi Kota Tua hampir seharian, sebelum tidur kami sempatkan packing terlebih dahulu. Tinggal semalam lagi di Penang.

No comments:

Post a Comment