Lampu di auditorium semakin meredup sementara panggung di depan semakin meriah dengan warna-warni cahaya yang didominasi biru. Riuh suara penonton membuat atmosfer konser semakin terasa. Semua bersemangat. Kepala semakin didongakkan, kaki semakin dipaksa untuk berjinjit sampai batas maksimal. Ketika denting piano mulai terdengar, pekikan semakin keras memenuhi auditorium. Semua antusias. Semua mengharapkan seseorang muncul di atas panggung. Ketika dia-yang-ditunggu datang, euphoria tak terbendung lagi. Jakarta, 11 Mei 2011. Pukul 20.15, sebuah lagu menggema di Kartika Expo Center Balai Kartini. Lagu itu menjadi pembuka konser bertajuk sama: Black Star. It’s Avril Lavigne, Baby!
Konser Avril adalah konser pertama yang saya tonton. Sebelumnya saya selalu menghindari konser; takut pingsan dan malas berdesak-desakan jadi alasan utama. Tapi ini Avril! Lagu ‘What the Hell’ sudah sedemikian akrab di telinga saya sejak beberapa minggu sebelumnya. Saya ingin membuat pengecualian untuk Avril. Sayangnya, tidak ada teman yang mau diajak menonton konser ini *sigh.
Dua hari menjelang tanggal 11, kakak saya tiba-tiba mengajak saya menonton konser Avril. Dia bilang ada temannya yang menawarkan tiket regular. Harganya sama seperti harga tiket di rajakarcis.com, tapi kami diuntungkan dengan tidak perlu repot menukar voucher dengan tiket. Hari itu juga saya bilang iya, dan besoknya tiket sudah ada di tangan.
Karena ini konser pertama yang saya tonton, saya mempersiapkan diri dengan googling do’s dan dont’s selama menonton konser. Hanya saja, karena waktunya mepet sebelum hari-H, saya tidak mempersiapkan semuanya dengan maksimal. Contohnya saja soal dress code. Harusnya, saya memakai baju bertema Avril Lavigne atau ‘What the Hell’ seperti yang ada di video klip-nya. Sehari sebelum konser, saya mencarinya di Mall Ambassador. Tidak ada. Saya cari di Kaskus, tidak ada juga. Rata-rata kaos Avril dijual dengan sistem preorder. Jadinya entah kapan, padahal saya butuh untuk esok harinya. Akhirnya saya beli kaos hitam biasa saja bertuliskan ‘Don’t Stop Moving’. Agak tidak cocok sih, tapi daripada tidak pakai kaos -______-
Harusnya juga, saya sudah hapal semua lagu di album Goodbye Lullaby-nya Avril. Jadi saya bisa ikut nyanyi selama konser. Tapi karena mepet waktunya, saya baru beli CD Avril sehari sebelum konser. Saya dengarkan dan coba hapalkan semuanya dalam semalam, tidak berhasil. Palingan saya tahu nadanya saja. Cuma ‘What the Hell’ yang lumayan saya hapal. Oookay...
Di hari H-nya, pulang dari kantor saya langsung meluncur ke kosan. Mandi, ganti baju, dan makan. Iya, makan. Selain karena saya mudah kena tantrum kalau sedang lapar, salah satu ‘do’ yang lain yang saya baca adalah mengisi perut sebelum menonton konser supaya kuat berdiri berjam-jam. Saya langsung pilih Nasi Padang.
Setelah memasukkan kamera digital ke dalam tas dan memastikan saya membawa semua yang diperlukan, saya ke rumah kk di Jati Baru. Kaos kami sama-sama hitam. Kami memang berencana ke Balai Kartini bareng ketimbang ketemuan di sana. Ini tontonan konser pertama juga buat kk. Itulah kenapa kami sama antusiasnya menonton konser Avril.
Di tiket tertulis acara dimulai jam 5. Tapi kami tahu kalau Avril baru akan muncul malam harinya. Kami naik motor ke Balai Kartini selepas sholat Maghrib. Jalanan menuju Gatot Subroto ternyata macet total. Bahkan motor pun susah menembus macet. Saya sempat panik, takut baru sampai setelah konser usai. Kekhawatiran yang berlebihan. Jam 8 kami sampai di venue.
Kami masuk melalui Gate 1. Setelah dicap di tangan sebagai tanda masuk, kami memasuki auditorium. Auditorium ini dibagi menjadi dua, untuk kelas premium dan reguler. Tidak ada tempat duduk karena semuanya Festival. Kami mencari posisi strategis untuk menonton Avril, yang sayangnya sulit, karena sudah banyak penonton di depan kami. Lelah, kami memilih berdiri agak belakang.
Cap tanda masuk :p
Saya perhatikan sekeliling saya. Beberapa orang masih duduk-duduk di lantai. Mungkin mereka sudah menunggu sedari sore. Ada juga yang nekat duduk di atas pagar pembatas. Ada yang berdiri di atas tumpukan kotak kayu. Ada yang pacaran. Ada orang bahkan membaca diktat di tengah-tengah penonton lainnya. Mungkin besok dia mau ujian. Ternyata bukan hanya kami berdua saja yang tidak memakai baju bertema Avril. Banyak orang malah memakai batik.
Panggungnya jauuuuh di ujung sana
Lima belas menit kemudian, konser dimulai. Sudah saya jelaskan di awal postingan ini kalau lagu pertama adalah 'Black Star'. Saya merinding mendengar intro lagu ini. Terlebih ketika Avril muncul di panggung. Namun jarak kami yang jauh membuat Avril tak lebih besar dari jari telunjuk saya -_______- Saya harus loncat-loncat untuk melihatnya. Kalau sudah lelah, saya tinggal menonton dia dari layar saja.
Setelah 'Black Star', selanjutnya adalah 'What the Hell'. Aaaah...saya suka lagu ini! Saya semangat menyanyi keras-keras sampai tenggorokan saya sakit. Padahal baru lagu kedua.
Ini yang saya lihat kalau tidak jinjit
Tapi memang, menonton konser live beda dengan mendengarkan lagu dari kaset atau CD. Suasananya lebih hidup. Suara Avril yang powerful membuat saya terkagum-kagum. Saya dan kk hampir tidak peduli dengan kenyataan kalau kami kesulitan melihat Avril. Kami mengabaikan pertanyaan “Avril-nya yang mana siiiiih?” yang dilontarkan orang-orang di sekeliling kami. Kami bahkan lupa kalau kami tidak hapal semua lagu di album terbaru Avril. Kami ikut-ikutan saja. Yang lain teriak, kami teriak. Yang lain loncat-loncat, kami loncat-loncat. Yang lain ikut nyanyi, kami menggumam dalam hati. Eh?
Untungnya Avril baik hati dengan tidak menyanyikan semua lagu barunya. Dia juga menyelipkan lagu lama seperti 'I’m with You', 'Girlfriend', 'My Happy Ending' dan lainnya. Kami jadi bisa ikut bernyanyi lagi.
Sama seperti konser biasanya, ada juga adegan pura-pura selesai konser. Kami teriak 'We want MORE! We want MORE!' Avril kembali muncul.
"Chill out,
What you yellin' for?
What you yellin' for?
....."
It's COMPLICATED, Baby!
Jam setengah 10, konser usai. Meskipun padat, penonton dengan tertib keluar satu per satu. Di luar banyak orang menjual kaos dan pernak-pernik Avril. Saya dan kk masing-masing membeli satu kaos dan satu poster, buat kenang-kenangan *grin.
Tertib antri keluar venue
Beberapa orang memilih istirahat dulu sebelum mengantri keluar venue
Selepas menonton konser
Saya memang telat menulis tentang konser ini, karena empat hari setelah Avril, Hayley Westenra menggelar konser juga di Jakarta. Saking semangatnya menulis tentang Hayley, saya jadi menunda-nunda menulis tentang konser Avril. Meskipun begitu, konser Avril akan selalu berkesan buat saya. Sekarang saja, setiap kali mendengar 'Black Star', saya pasti ingat euphoria menjelang konser dimulai. Saya selalu punya tempat istimewa buat semua yang pertama. Saya senang karena Avril Lavigne yang mengisi tempat pertama itu :)
No comments:
Post a Comment