Monday 8 August 2011

:)

Kamu punya saat-saat ketika telingamu sensitif dengan lagu cinta-cintaan. Lirik yang dulu hanya sekedar kata, kamu maknai lebih, disesuaikan dengan perasaanmu saat itu. Lagu-lagu itu terdengar lebih indah, tak bosan kamu putar berulang-ulang. Terkadang malah kamu senandungkan; di kamarmu, di kamar mandi, di tempat karaoke...

Bantal di tempat tidurmu, shower di kamar mandi, dan mic di tempat karaoke jadi saksi betapa kamu menyanyikan lagu itu dengan sepenuh hati. Mereka tahu senyum malu-malu dan mata berbinar yang kamu sembunyikan dari teman-temanmu. Mereka tidak tahu siapa yang sedang kamu pikirkan, mereka hanya tahu kamu sedang bahagia.

Kamu punya saat-saat ketika kamu ingin update status di facebook setiap menit. Kamu ingin menarik perhatian orang yang kamu suka dengan status-statusmu. Kamu mencoba melucu, mencoba puitis, mengutip kata-kata bagus dalam film. Kamu menjadi lebih kreatif, menyelipkan kata-kata yang kamu tahu dia tidak akan bisa mengabaikannya. Kamu mengecek status barumu itu dan tersenyum penuh kemenangan ketika dia memberikan komentar atau sekedar memberikan tanda ‘suka’. Kalaupun tidak, kamu masih punya harapan bahwa dia mungkin saja membaca statusmu.

Ketika dia yang update status terbaru, kamu akan selalu jadi yang pertama tahu. Kamu tahan keinginan untuk memberikan komentar atau tanda ‘suka’ di detik pertama. Kamu tidak ingin dia tahu kamu memperhatikannya. Setelah beberapa komentar dari teman-temannya, barulah kamu masuk. Barulah kamu berkomentar. Di beberapa statusnya, kamu bahkan tidak meninggalkan jejak sama sekali. Bukan kamu tidak peduli, kamu justru menghindari terlihat terlalu peduli.

Kamu punya saat-saat ketika kamu online di Y!M hanya untuk mengecek apakah dia juga online. Ketika dia offline, kamu tak butuh lebih dari lima menit untuk sign out dari Y!M. Namun ketika dia online, kamu akan berpikir keras, mencoba mencari bahan pembicaraan supaya bisa chatting dengannya. Kamu ubah-ubah status di Y!M kamu, kembali mencoba menarik perhatiannya. Kamu tahu, semuanya harus diawali dengan sapaan yang tepat. Kamu ingin mencoba bersikap se-casual mungkin. Kamu menjaga nada ‘suaramu’. Kamu tidak ingin terdengar sangat bersemangat untuk memulai pembicaraan. Kamu tahu ‘halo’ saja tidak cukup, tapi kamu tidak punya pilihan lain.

Segera setelah mengetik empat huruf itu, kamu menutup kotak chatting-mu dengan dia. Seolah-olah kamu tidak mengetik apapun. Seolah-olah kamu bukan yang pertama memulai pembicaraan. Ketika lama tak ada balasan dari dia, kamu mulai tak tahan. Kamu tidak langsung sign out, karena itu hanya semakin menguatkan kalau kamu online hanya untuk dia. Kamu tunggu sampai beberapa saat, membuang waktu dengan menyapa teman-temanmu, sementara kamu masih berharap dia-lah yang membalas sapaanmu.

Ha! Kalau kamu sedang beruntung, dia akan menyapa balik. Dia mengembalikan ‘halo’-mu dengan ‘hai’. Kamu kembali berpikir, berusaha menemukan kata-kata tepat supaya chatting kalian tidak putus sampai di dua kata tujuh huruf itu. Karena berpikir itulah sehingga kamu lama memberikan respon. Kamu, orang yang dikutip kata-katanya oleh teman-temanmu, kehilangan kata-kata di depan dia. Kamu memilah dan memilih kalimat selanjutnya. Kamu sangat berhati-hati. Kamu takut salah bicara. Kamu takut menanyakan hal yang tidak seharusnya ditanyakan. Ah, chatting tidak pernah kamu rasakan serumit ini... Dan juga semenarik ini.

Kamu punya saat-saat ketika apapun mengingatkanmu pada dia. Apapun. Kamu ingin mengatakan padanya kalau kamu mengingatnya ketika sedang menonton bola, ketika melihat birunya langit, ketika mendengarkan lagu ‘The Way You Make Me Feel’ milik Steps, ketika berjalan sambil menghirup udara pagi yang masih basah, ketika merasakan hujan. Namun pada akhirnya, selalu kamu urungkan niat itu. Kamu tahu, menjaga perasaan itu diam-diam akan lebih baik.

Kamu punya saat-saat ketika hal kecil yang dia lakukan punya efek besar untuk kamu. Sungguh kamu tidak berniat menghapalkan semua tentangnya, tapi otak kamu punya kemampuan super saat merekam semua peristiwa yang melibatkan dia.

Kamu punya saat-saat ketika senyum kecilnya membuat harimu cerah.

Kamu punya saat-saat ketika kamu punya jantung yang berdebar lebih kencang dari biasanya, punya mata yang melihat semuanya lebih indah, punya telinga yang mendengarkan semuanya lebih merdu.

You are in love, my friend!
Or maybe not.

It doesn’t matter. It isn't important. All you know is the fact that you LOVE the feeling.
The feeling is…



AWESOME!

No comments:

Post a Comment