Thursday, 4 August 2011

Selamat Seperempat Abad! >> 26 Juli 2011

Pagi itu saya datang ke kantor tanpa ekspektasi apapun. Setengah malas, saya seret langkah menuju kubikel saya. Belum juga sampai, teman kerja saya bilang ada paket untuk saya yang datang sehari sebelumnya, saat saya tengah ada acara di Jogja. Dia bilang paket itu dari Filipina.

FILIPINA!

Kado ulang tahun saya yang pertama tahun ini sudah sampai! Saya menyegerakan langkah ke kubikel. Saya tidak bisa untuk tidak tersenyum melihat paket putih bertuliskan FedEx di meja kerja saya. Hati-hati saya membukanya, meskipun antusias membuat tangan saya tidak bisa tenang. Saat paket itu terbuka, senyum saya semakin lebar. Kalau saja bahagia bisa membuat orang bersinar, teman-teman satu ruangan saya pastilah butuh kacamata hitam saat menatap saya pagi itu. Ookay...

 
 Happy advance birthday! 

Paket untuk saya berisi buku, kartu ucapan, pembatas buku, dan beberapa postcard. Tebak apa yang pertama saya ambil? Seratus untuk yang bilang saya memilih kartu ucapan. You know me so well then. Iya, kartu ucapan jadi yang pertama saya ambil. Saya membacanya dengan pelan, mencermati setiap katanya, dan menebak-nebak karakter si pengirim dari tulisan tangannya. Setelah itu, saya buka halaman pertama buku berjudul ‘A Pocket Book of Short Stories’. Ada kutipan dari Sir Gustave F. yang ditulis tangan: ‘Do not read, as kids do. To amuse yourself, or like the ambitious, for the purpose of instruction. No. Read in order to live.’ Saya akan ingat itu, terutama kalimat yang terakhir.

 
I <3 Postcards!

'Even the most beautiful days eventually have their sunsets'

 
I don't really like pink, until I see this card :)

Setelah kartu ucapan dan buku, saya beralih ke postcard-postcard yang menggambarkan Filipina. Beberapa postcard diberi tulisan tangan di belakangnya. Postcard seperti itu langsung jadi favorit saya. Saya perhatikan juga kata-kata pada pembatas buku: ‘The world would be a comfier, cozier place... if there were more friends like you.’ dan ‘How fast the hours fly that are filled with friendship and laughter.”


That’s just...

AWESOME!


Paket itu dari teman saya di Filipina. Hmmm.. lebih tepatnya, dia adalah temannya teman saya. Kami sempat chatting beberapa kali. Dia tahu saya berulang tahun bulan Juli, hanya selisih tiga hari dari tanggal lahir keponakan kesayangannya. Beberapa hari sebelumnya, dia menanyakan alamat saya. Dia bilang mau memberi saya kado. Padahal kami baru kenal. Iya, dia memang sebaik itu. Some people are just born with wings.

Pagi itu mood saya langsung terangkat ke level Eiffel setelah sebelumnya berputar-putar di sekitar parkiran Monas. Saya suka kado pertama saya. Meskipun, pagi itu bukan hari ulang tahun saya. Paket itu saya terima tanggal 22 Juli, terlalu cepat empat hari dari tanggal lahir saya. Tapi, siapa peduli? Saya sudah merasa jadi birthday girl sejak pagi itu.

***

Di pagi yang berbeda, saya menerima sms masuk. Dari Uti, teman kuliah saya dulu. Dengan semangat, dia mengucapkan selamat ulang tahun untuk saya. Saya tidak tega bilang kalau dia mengirimkan sms di tanggal yang salah. Ulang tahun saya baru keesokan harinya.

***

Akhirnya, kalender memastikan kalau tanggal sudah berubah jadi 26. Juli. Dulu, beberapa teman dengan senang hati menelepon pas jam 12 malam. Tahun ini saya tidak terlalu berharap. Jaman sudah berubah. Semua bisa diselesaikan lewat facebook. Jadi, saya sempat kaget ketika telepon saya berdering tengah malam. Masih mengantuk, saya angkat telepon. Saya merespon orang di ujung telepon dengan kata-kata yang menyerupai gumaman. Besoknya ketika bangun, saya lupa apa yang kami bicarakan malam itu. Telepon itu dari kakak favorit saya, Annisa F. Wulandari. Saya biasanya memanggilnya kk. You know, dari kata ‘kakak’ yang sudah disederhanakan.

Setelah telepon tengah malam yang cuma satu itu, paginya satu per satu keluarga dan teman bergiliran menelepon. Telepon paling lama datang dari sahabat kuliah saya, Syifa Hamama. Ah, saya lebih suka memanggilnya Chipa Hime. Saya lupa kapan terakhir kalinya saya memanggilnya ‘Syifa’. Di telepon waktu itu pun saya masih memanggilnya ‘Chip’. Dia baru memutuskan telepon setelah sadar kalau saya butuh mandi untuk berangkat ke kantor.

Beberapa ucapan ulang tahun sudah masuk ke facebook ataupun handphone saya. Oh ya, saya juga dapat ucapan selamat dari Hayley Westenra. Yay! Saya bilang ke Hayley lewat twitter kalau hari ini saya ulang tahun. Rupanya embel-embel ‘It’d be great if you say happy birthday to me’ lumayan berhasil. Dia membalas twitter saya. Dia cuma bilang ‘Happy birthday’ dengan icon senyum, tapi itu sudah cukup buat saya.

Another mention from @HayleyWestenra!

Sebelum berangkat ke kantor, saya pesan Blueberry Cheese Cake dari Cheese Cake Factory (CCF) cabang Menteng. Karena pesan online, saya baru bisa dapat konfirmasi beberapa jam lagi. Saya berharap kue itu bisa datang pagi supaya atmosfer ulang tahunnya masih berasa. Karena tak sabar menunggu, saya langsung telepon CCF Menteng. Saat saya konfirmasi, dikatakan kalau kuenya baru bisa datang siang. Akhirnya saya berniat mau mengambilnya saja, alih-alih delivery.

Begitu menutup telepon, saya sadar satu hal. Saya yang sedang berulang tahun. Masa saya yang repot ke sana kemari membeli kue? Akhirnya saya memutuskan untuk tetap menggunakan sistem delivery. Saya kembali menelepon CCF Menteng. Ini percakapan saya dengan mbak dari CCF:

“Mbak, saya Anggie, yang pesan online tadi pagi. Kuenya gak jadi diambil, dikirim ke kantor saja ya...”
“Oh. Anggie. Mocha Cake ukuran 20x20 ya?”
“Bukan. Blueberry Cheese Cake yang 20x30.”
“Oh iya. Jadinya dikirim saja, Mbak? Ke alamat blabla..?”
“Iya, Mbak. Ke alamat itu.”

Done! Urusan kue sudah beres. Saya membayangkan reaksi teman-teman satu ruangan melihat saya pagi itu.

Sejujurnya, saya tidak punya ekspektasi apapun. Saat saya masuk ruangan, sudah ada beberapa teman kerja di kubikelnya masing-masing. ‘Teman’ di sini berarti bapak-bapak dan ibu-ibu yang seruangan dengan saya. Tidak ada ucapan selamat ulang tahun. Saya jadi canggung. Bukannya mereka tidak peduli, mereka hanya tidak tahu kalau hari itu saya berulang tahun. Mbak Dina, teman seruangan seumuran sayalah yang tahu kalau hari itu istimewa untuk saya. Sayang Mbak Dina sedang sakit. Dia tidak masuk kantor sejak kemarin.

Jadilah semuanya berjalan seperti biasa.

Saya mengerjakan tugas kantor seperti biasa.

Tiba-tiba ada seorang kurir datang membawa bunga.

“Anggita?”
“I.. iya. Saya.”
“Selamat ulang tahun!”

Dia mengucapkan itu dengan lantang. Serius. Suaranya memenuhi ruangan yang sepi. Teman-teman kerja saya menoleh. Tengkuk saya terasa dingin. Bunga! Saya dapat kiriman bunga! Seumur hidup, saya baru sekali dapat bunga sebelum yang itu. Itu terjadi saat saya wisuda. Chipa Hime dan Santhy, dua teman dekat saya, masing-masing memberi saya setangkai mawar merah.

Bunga kiriman untuk ulang tahun saya berwarna putih. Melihat pengirimnya, saya tersenyum. Bunga itu dari kk saya. She always has thousands ideas to surprise me! Ada tulisan kecil menempel di tangkainya: ‘Happy birthday, Sister. All the greatest wishes for you. Hope to see you tonight and I really wish you love my surprises. 25 white roses to commemorate your 25 years of living.’


Wow! That’s just so sweet =,) Saya jadi ingin menangis.

Bapak-bapak dan ibu-ibu teman kerja seruangan saya langsung mendekati kubikel saya. Mereka mengucapkan selamat ulang tahun satu per satu. Aaah.. ulang tahun saya sudah terasa lengkap sejak itu.

Mendekati pukul 11 siang, kue pesanan saya datang.

“Ada dua kue, Mbak.”
“Lho. Saya cuma pesan satu.”
“Ada dua. Yang satu sudah dibayar.”

Tebak apa kue satunya? Mocha Cake, baby! Jadi, tadi pagi saat saya menelepon, Mbak CCF memang menyebutkan pesanan yang benar.



Kk juga yang mengirimkannya untuk saya sebagai hadiah ulang tahun. Dia katakan alasannya memesankan kue itu untuk saya, ‘(so)You can share the joy of your birthday to your co-workers..’ Aaah.. some people REALLY are born with wings! Terima kasih, kk. You are the best!

Karena kuenya banyak, teman ruangan saya inisiatif mengundang teman-teman yang lain. Teman-teman satu-bagian-beda-ruangan saya datang berbarengan. Begitu masuk, mereka menyanyikan lagu ‘Happy Birthday’. Saya potong kue, membagikannya, dan menikmati moment itu.

Finally I celebrate it! Yay!

Kk tidak hanya memberikan bunga dan kue, dia memberikan lebih dari itu. Dia mengembalikan keistimewaan 26 Juli untuk saya.

Umur saya 25 di 2011 ini. Tinggal jauh dari keluarga, tidak belum punya *cough* significant other membuat ulang tahun bisa jadi terasa biasa saja. Oh, saya tidak melupakan teman-teman baik saya lainnya. Mereka membuat saya bahagia juga. Hanya, saya butuh sedikit lebih istimewa di tahun ini.

Saya melihat umur 25 sama istimewanya dengan 17. Itu adalah dua angka yang menunjukkan awal dari jenjang kehidupan yang baru. Saya merayakan 17 dengan mengundang teman-teman SMA saya ke rumah. Dan kini, ulang tahun ke-25 juga terasa spesial untuk saya. Terima kasih untuk semua orang-orang baik yang membuat saya bersyukur atas hari itu.

Saya punya harapan untuk ulang tahun ke-25. Ini biar jadi rahasia saya dan Tuhan saja.

Anywaaaaay, selamat seperempat abad, Anggie! ;) 


Ps. Tanggal 31 Juli, bertepatan dengan ulang tahun Harry Potter, barulah saya merayakan ulang tahun bersama tiga Julier yang lain >> Annisa F. Wulandari, Indah Parwitasari dan Ahmad Fauzy Hr Zee. Awesome!

2 comments:

  1. <3<3<3
    Awww..what a sweet posting. Happy Birthday, Paocay :)
    I was smiling and giggling when I read it. Beautiful!
    I am so glad you love the surprises :D
    Love you. Without wax!
    ;)

    ReplyDelete
  2. Aaah..you deserve it, kk. The flowers and cake are so beautiful :) You didn't leave me alone celebrating my birthday. That's the nice thought of you :) Thank you again, kk. You are the best! ;)

    ReplyDelete