Tulisan ini adalah visualisasi
dari rencana jalan-jalan saya ke Jepang pada awal musim gugur tahun ini.
Informasi yang ditampilkan bisa jadi kurang akurat atau tidak valid dan tidak
bisa dijadikan acuan. Tulisan ini bisa dibaca untuk mendapatkan pemahaman
yang lebih lengkap.
***
Pagi-pagi
saya terbangun karena tidur yang tak nyenyak. Mungkin karena posisi tidur yang
kaku, mungkin pula karena udara di dalam ruangan yang terasa dingin meskipun
saya sudah memakai jaket. Suasana di bandara sudah mulai terasa geliatnya. Saya
mencuci muka di shower room dan
menunggu hingga 06.30 untuk pergi ke kantor JR Pass menukarkan tiket.
Karena
datang awal – terlalu awal malah, JR office
buka pukul 07.45 – saya berada di antrian pertama. Antrian di belakang
mengular dengan cepat ketika mendekati jam buka kantor. Tak butuh waktu lama
buat saya untuk menukarkan voucher dengan
tiket; tidak ada setengah jam.
Dengan
JR Pass, saya bisa bebas naik kereta
apapun yang berada dalam JR line, termasuk shinkansen kecuali Nozomi dan
Mizuho. Sekitar pukul 9 pagi, saya sudah naik Hikari dengan tujuan Nagoya. Sebelumnya,
saya sarapan dengan roti dan air mineral. Kurang dari tiga jam setelahnya, saya
sudah sampai di headquarter SKE48.
Dari
Stasiun Nagoya, saya naik kereta lagi ke Stasiun Sakaemaichi. Hanya butuh waktu
lima menit. Keluar dari Stasiun Sakaemaichi, saya melangkahkan kaki menuju
Sunshine Sakae. Dari jauh, ferris wheel yang
jadi ikon Sunshine Sakae menyambut dengan hangat.
Seperti
gerakan slow motion, saya terus
berjalan menuju pusat perbelanjaan tempat teater SKE48 berada. Semua memori
tentang SKE48 muncul secara acak diiringi backsound
mulai dari Pareo wa Emerald hingga Bukiyou Taiyou.
Saya
setengah mati menahan supaya tidak gugup ketika naik ke lantai dua. I mentally screamed when I see the theater.
This is it.
SKE48.
Alasan dari perjalanan ini. Idol group yang
punya tempat istimewa buat saya; bahkan lebih dibanding AKB48.
Karena
masih siang, teater mungkin belum terlalu ramai. Saya akan mengintip tempat
penjualan merchandise; melihat-lihat photopack, gantungan kunci, CD/DVD, kaos,
hingga light stick. Ah ya, mungkin
juga majalah gravure terlihat
mencolok dengan warna-warni musim panas. Mungkin pernak-pernik SKE48 didominasi
oleh Sang Ace Matsui Jurina. Mungkin
saya masih bisa menemukan Matsui Rena di antara merchandise tersebut; pada cover CD Maenomeri atau pada poster senbatsu Banzai Venus. Ada rasa hangat
yang aneh saat melihat Matsui Rena ada di sana. Seolah-olah dia masih ada di Team
E; seolah-olah dia belum graduate dari
SKE48.
Saya
mungkin akan membeli sebuah DVD dan kaos. Dan mungkin light stick yang bisa berubah-ubah warna: hijau, oranye, dan merah.
Dari
merchandise shop, saya menuju food court untuk makan siang. Sepanjang
jalan, saya mencermati setiap sudut Sunshine Sakae barangkali – barangkali – kebetulan berpapasan dengan
member SKE48.
Kalau
ada bento, saya akan membeli bento. Kalau tidak ada, udon pun tak apa.
Perjalanan dari kemarin menguras energi dan saya butuh asupan karbohidrat dan
protein yang banyak.
Saya
lihat jam tangan. Sudah pukul 3 sore; sudah bisa untuk check in di hotel. Hotel ini saya pesan sejak delapan bulan
sebelumnya. Tempatnya strategis, saya bisa berjalan kaki dari Sunshine Sakae ke
hotel. Rating di booking.com bagus; dan yang lebih menyenangkan, saya dapat
harga diskon hampir setengahnya.
Tak
sulit menuju hotel ini, saya sudah menghapalkan rutenya sejak masih di Jakarta.
Selesai dengan urusan administrasi, saya langsung masuk kamar. Lega karena tak
perlu menggeret-geret koper lagi. Setelah lebih dari 24 jam tak menyentuh
kasur, rasanya menyenangkan bisa tiduran sebentar. Melepas lelah, saya berendam
di bathtub dan membayangkan sedang
mandi di onshen.
Malamnya,
saya akan kembali ke Sunshine Sakae, kini sudah terbiasa. Dan ini adalah bagian
paling istimewanya.
Tiga
bulan sebelum keberangkatan ke Jepang, saya apply
undian tiket untuk menonton pertunjukan teater SKE48. Di Jakarta saya
sering menang undian tiket menonton JKT48; seumur-umur baru dua kali saya
kalah. Tapi SKE48 lebih sengit dan ketat undiannya.
Kalau
saya kalah undian, saya akan tetap ke teater SKE48 di Sunshine Sakae hanya
untuk menikmati suasananya.
Bagaimana
kalau saya – jika Tuhan mengijinkan – memenangkan tiket tersebut?
Saya
akan datang ke teater lebih awal. Mungkin pertunjukan dimulai pukul 7 malam?
Dengan segala kebingungan karena tidak bisa bahasa Jepang, saya akhirnya bisa
melalui tahap demi tahap – mulai dari menukarkan verifikasi tiket hingga bingo –
sampai akhirnya saya masuk ke dalam teater SKE48.
Karena
saya termasuk fans super far (istilah
untuk fans dari luar Jepang), saya
mungkin sudah disediakan row khusus;
ketiga dari belakang. Sebagian besar penonton adalah pria berumur 30-an ke
atas. Nampak pula beberapa fans perempuan
dengan dress musim panas, karena
musim gugur belum sepenuhnya dimulai.
Masuk
ke teater, perut saya mual karena excited
yang berlebihan. Tenggorokan terasa kering. Saya bahkan tak sempat
membandingkan tampilan teater SKE48 dengan teater JKT48. Ketika Overture dimulai, ada atmosfer yang
berbeda dibanding riuh chant JKT48.
Mungkin karena lebih rapi? Atau mungkin juga karena saya mesti menempuh lebih
dari tiga ribu mil untuk mendengarkannya secara langsung.
Saya
tak yakin dengan tim mana yang akan tampil malam itu. Bisa jadi tim utama, bisa
jadi member kenkyuusei. Oh, jika ada
yang menanyakan team mana yang paling saya inginkan, tentu saya memilih Team S.
Kenapa? Karena ada Matsui Jurina di sana. As
simple as that. Atau mungkin team dengan Ishida Anna di dalamnya.
Meskipun
begitu, saya pastikan siapapun membernya dan apapun setlist-nya, saya akan
tetap suka. Memenangkan
undian tiket saja sudah lebih dari cukup buat saya.
Saya
pulang ke hotel dua jam sebelum tengah malam. Sebelum tidur, saya rewind momen beberapa jam sebelumnya dan
berharap itu terbawa sampai mimpi.
Berlanjut ke tulisan ini.
No comments:
Post a Comment