Jakarta hujan terus tiga hari ini,
dimulai sejak Jumat kemarin. Malas juga mesti bangun pagi padahal udara sedang
asik-asiknya untuk gegulingan di kasur. Sabtu pun hujan masih konsisten turun
bahkan sejak subuh hingga malam hari. Dan hari ini, Minggu, suara hujan yang
pertama kali saya kenali saat bangun pagi tadi.
Karena malas kemana-mana di tengah hawa
mendung yang gloomy, saya di kamar saja.
Semalam niatnya saya update blog yang tertunda, tapi malah ngantuk dan tidur
lebih cepat. Jadi siang ini – dengan memakai kaos kaki, scarf Ravenclaw, dan
selimut supaya badan tetap hangat despite
the cold weather karena sisa hujan – saya akan menuliskan review 2016. (I know, it’s a bit too late)
Idoling Life Continues
Pengaruh idol Jejepangan buat saya masih
tetap ada di tahun 2016, baik yang lokal maupun yang asli dari Jepang. Di awal
tahun – 27 Februari 2016 – saya dan teman menonton Request Hour JKT48 di Balai
Sarbini, Jakarta. Ini adalah Request Hour pertama untuk JKT48 sekaligus pertama
kalinya saya nonton konser JKT48 di luar teater; bukan sekedar live performance dimana mereka hanya
tampil sebentar. Saya sengaja beli lightstick sebelum pertunjukan biar
lebih greget nontonnya.
Beli lightstick dulu
Ekspektasi saya rupaya ketinggian untuk
konser mereka. Meskipun membeli tiket Platinum, pelayanannya tidak jauh beda
dengan tiket kelas lain. Pengaturan masuk ke venue kacau, sumpek, dan
melelahkan karena desak-desakan. Saya tahu sih kelas Platinum konser JKT48
termasuk murah (murah banget, malahan) dibanding konser-konser lainnya yang
pernah saya tonton, tapi tetap saja.
Lagu pembuka Top 30 adalah First Rabbit yang akhir-akhir ini masuk
list favorit saya. Lagu-lagu pertunjukan teater mendominasi setelahnya. Ketika
layar panggung menunjukkan Himawari
sebagai lagu ranking 22, I couldn’t help
but screaming. YEAH! Semakin menuju lagu pemuncak, saya semakin pesimis lagu-lagu
populer macam Shoujotachi yo, Aitakatta dan Heavy Rotation bakal masuk. Guess
what, lagu nomor satu adalah Kebun Binatang di Saat Hujan (Ame no Doubutsueni). Antiklimaks.
Yang bikin sebel, sebelum konser saya
lupa tidak minum air putih terlebih dahulu; sementara makanan dan minuman
dilarang masuk venue. Tenggorokan jadi kering, apalagi kalau habis ikutan
nyanyi lagu favorit (di layar panggung juga ditampilkan lirik lagu, jadi wota
bisa nyanyi bareng). Encore ditambah
hingga empat lagu, dan Nakagawa Haruka juga menyampaikan pengumuman untuk graduate dari JKT48.
Lama.
Saya ingin cepat pulang dan minum air
putih. Setelah selesai konser, PR selanjutnya adalah keluar dari tempat parkir.
Antriannya bisa sejam sendiri. Emosi karena mesti menahan haus lebih lama lagi.
After
all, karena konser yang pertama ini
biasa saja, saya jadi males mengikuti konser-konser JKT48 selanjutnya. Mending
nonton di teater sajalah, lebih enak.
Tanggal 19 Maret 2016, saya ikutan
Handshake Festival “Beginner” JKT48
di Istora Senayan Jakarta. Ini pertama kalinya saya ikutan Handshake (HS) alias
bersalaman dengan member. Saya HS dengan seorang member dari Team KIII dan
rasanya…biasa saja. Like, I felt nothing.
Karena untuk coba-coba saja, saya cuma beli satu tiket HS. Setelah HS, saya
langsung pulang. Apalagi di HS saat itu kebetulan tidak ada mini panggungnya;
beda dengan HS sebelum-sebelumnya.
Salah satu alasan beli tiket platinum adalah supaya bisa foto bareng
all member. Itu saya yang di kiri depan dengan lightstick hijau hehe..
Tahun 2016 juga masih jadi tahunnya
Sashihara Rino untuk jadi center AKB48 Group. Dia kembali mendapatkan posisi
center dan membuat sejarah baru sebagai center yang terpilih dua kali
berturut-turut. Sasshi mengalahkan Watanabe Mayu yang difavoritkan fans. Matsui
Jurina melejit ke nomor tiga, bersama dengan Suda Akari masuk Kami7. Sousenkyo tahun ini diadakan di Hard Off
Eco Stadium di Niigata tanggal 18 Juni 2016. Saya nonton live streaming sousenkyo dan sempat bete karena koneksi internet yang
putus-putus. Meskipun masih mengikuti AKB48, rasanya beda juga setelah tidak
ada oshi Matsui Rena. Apalagi ini sudah setahun sejak dia memutuskan untuk graduate. AKB48 Group menjadi
tidak semenarik dulu.
Beberapa member populer graduate di tahun ini. Pada Maret 2016,
Takamina yang menjadi soukantoku (aka
general manager) AKB48 Group
menggelar konser kelulusannya di Yokohama Stadium. Tongkat estafet dia serahkan
ke Yokoyama Yui. Di akhir tahun, Paruru juga memutuskan untuk graduate dan saya merasa semakin asing
dengan member-member baru.
Meskipun AKB48 Group tidak lagi menjadi
fokus – terutama menjelang akhir tahun – bukan berarti saya keluar dari fandom.
Justru saya merasa lebih dekat dengan teman-teman fandom. Saya juga semakin
rajin mengikuti update fanfic seputar idol group dari Jepang tersebut. Beberapa
fanfic ditulis sedemikan keren, lebih keren malahan dibanding buku-buku cheesy yang diterbitkan penerbit
populer. Sampai-sampai saya yakin pasti beli kalau fanfic itu dibukukan.
Hobi ngidol saya memang masih ada di
tahun 2016. What about next year? I don’t
have the answer.
No comments:
Post a Comment