Tiket nonton Limitless sudah ada di tangan. Jaket sudah saya selipkan di tas. HP sudah saya posisikan silent. Entah kenapa, saya masih merasa ada yang kurang. Begitu masuk ke dalam Studio 1, barulah saya ingat yang terlupakan: kacamata. Untunglah kursi tempat duduk saya tidak begitu jauh dari layar bioskop. Saya masih bisa mengikuti adegan dalam film dengan nyaman. Saya masih bisa membaca subtitle-nya dengan cukup jelas.
Sebelumnya, saya pernah punya masalah karena lupa membawa kacamata. Waktu itu saya sedang rapat di kantor. Semua orang sudah duduk di tempatnya masing-masing. Kami hanya tinggal menunggu Pimpinan Rapat. Saya baru sadar kalau lupa membawa kacamata setelah rapat dimulai. Saya tidak bisa beranjak.
Saat presentasi dimulai, saya nyaris tidak bisa membaca apa yang terpampang di layar LCD. Padahal saya termasuk orang visual. Saya harus memaksakan mata untuk membaca tulisan yang agak kecil. Saya bahkan melewatkan bagan-bagan. Memang seharusnya saya membawa kacamata kemana-mana.
Sebelumnya, saya pernah punya masalah karena lupa membawa kacamata. Waktu itu saya sedang rapat di kantor. Semua orang sudah duduk di tempatnya masing-masing. Kami hanya tinggal menunggu Pimpinan Rapat. Saya baru sadar kalau lupa membawa kacamata setelah rapat dimulai. Saya tidak bisa beranjak.
Saat presentasi dimulai, saya nyaris tidak bisa membaca apa yang terpampang di layar LCD. Padahal saya termasuk orang visual. Saya harus memaksakan mata untuk membaca tulisan yang agak kecil. Saya bahkan melewatkan bagan-bagan. Memang seharusnya saya membawa kacamata kemana-mana.