Tuesday, 17 May 2011

Demi Hayley (III)

It’s HAYLEY, you guys!!

Akhirnyaaa... setelah menunggu seabad, Hayley Westenra muncul di panggung. Saya menahan nafas. It’s HAYLEY, you guys!! Saat wajahnya di-close up di dua layar besar di kiri-kanan panggung, saya perhatikan rambut merah-kecoklatannya yang bergelombang. Hayley sama persis seperti yang saya bayangkan selama ini. FYI, Hayley beberapa kali mengganti warna rambutnya. Mulai dari yang gelap sampai terang. Dia bahkan pernah punya rambut yang super lurus. Tapi di A New Journey, Hayley tampil dengan rambut bergelombangnya. Itu adalah model rambut yang paling saya suka dari Hayley.

Hayley Dee Westenra!

Di penampilan pertamanya di konser ini, Hayley menyanyikan Amazing Grace. Saya sudah beberapa kali melihat dan mendengar dia menyanyikan lagu ini. Tapi percayalah, mendengarkannya secara langsung sungguh sangat berbeda. Suara Hayley memenuhi venue. Jernih dan indah!

Di beberapa lirik pertama, Hayley mengangkat tangan kanannya sampai di atas pinggang dengan telapak tangan menghadap atas. Itu adalah gaya dia menyanyikan lagu ini. Sebelum sempat menyadarinya, saya menangis. Tangan saya kembali gemetar. Hayley Westenra menyanyikan lagu secara langsung di hadapan saya! Hayley satu atap dengan saya! Saya ingin mengulur waktu agar Hayley lebih lama berdiri di panggung.

Tapi waktu punya perhitungannya sendiri *sigh*.

Tampilnya Hayley barusan seperti sekedip mata saja. Amazing Grace usai dinyanyikan dan Andrea Bocelli kembali hadir dengan Elena Rossi. Mereka duet dua lagu, kemudian Hayley kembali muncul. Dia menyanyikan Conte della terra dengan Andrea Bocelli. Saya perhatikan tangan Hayley. Dia suka memaju-mundurkan tangannya mengikuti irama musik. Dan dia melakukannya!


Dalam jadwal acara, itu adalah lagu terakhir yang dimainkan. Hayley hanya menyanyikan dua lagu dan itu sangaaat kurang buat saya. Saya sadar kalau ini adalah konser Andrea, bukan Hayley. Tapi tetap saja saya merasa kurang. Saya ingin teriak ‘We want more! We want more! I WANT MORE!’ seperti saat menonton konser Avril, tapi takut yang keluar justru Andrea Bocelli. Errrr.. maksud saya, saya takut diusir dari ruangan. Setelah tepuk tangan bergemuruh, Andrea Bocelli kembali muncul. See? Tepuk tangan kembali meriah. Ini tidak ada dalam jadwal. Andrea menyanyikan lagu Can’t Help Falling in Love. Giliran cewek di sebelah saya yang terisak-isak. Di antara semua lagu yang Andrea bawakan, lagu ini yang paling cocok di telinga saya. Tepuk tangan tak henti-henti.

Semua berpikir acara sudah selesai hingga Andrea kembali ke panggung. Kini dengan Dira Sugandi. Harusnya saya tahu sih, karena ada nama Dira di booklet sebagai Indonesian Special Guest Star. Tak mungkin acara selesai tanpa Dira bernyanyi. Dia dan Andrea duet lagu The Prayer. Tepuk tangan tak berkesudahan. Sampai saat itu, saya tak terlalu bersemangat. Giliran Hayley tampil toh sudah habis.

Atau mungkin itu yang saya pikirkan.

Hayley ternyata muncul lagi! Dia menyanyikan lagu Con Te Partiro (atau yang familiar dengan Time to Say Goodbye) dengan Andrea Bocelli. Saya ingin menangis lagi. Itu adalah lagu terakhir. Dira dan Elena juga ikut muncul di atas panggung. Sesuai dengan judulnya, lagu itu menandai berakhirnya konser.


I waited and waited and waited...

Saat lampu-lampu kembali dinyalakan, semua orang keluar dari tempat konser. Saya langsung cek twitter saya. Ingat twitter Hayley yang ini pada Sabtu kemarin?

‘Thanks for the welcome guys! Hoping to meet you all at some point!
Maybe after the show? Fingers crossed! X’

Perhatikan yang saya cetak tebal. Saya menunggu update twitter Hayley supaya tahu dimana bisa menemui dia. Lagipula, saya punya kado kecil untuknya.

Saat tak ada tanda-tanda kemunculan Hayley, saya mulai gelisah. Saya kirimi dia tweet. Saya katakan padanya kalau saya menunggu. Saya mulai curiga, jangan-jangan dia sudah jumpa fans dengan orang-orang dari Diamond.

Jadi, kelas Diamond adalah yang paling mahal. Harga tiketnya bisa buat pergi ke Eropa. Ruangan untuk kelas ini dipisah dari kelas lainnya dengan menggunakan tanaman yang tinggi sebagai pembatasnya. Yang masuk ke sana harus melewati petugas penjaga. Jadi, yang saya lakukan adalah mengintip dari sela-sela tanaman.

Lama saya menunggu. Tidak ada tanda-tanda Hayley akan muncul. Saya mengecek twitter-nya setiap detik. Saya kabarkan padanya kalau saya masih menunggu.

Orang-orang sudah mulai bubar saat saya masih berharap Hayley akan datang. Satu per satu orang pergi. Pintu sudah mulai dikunci. Penjaga kelas Diamond sudah tidak ada. Saya masuk ke tempat khusus itu dan tidak menemukan Hayley di sana. Saya meyakinkan diri untuk menunggu lima menit lagi, dan setelah lima menit itu habis, saya memaksa diri untuk menunggu lima menit lebih lama.

Hingga akhirnya semua penonton sudah pulang. Yang tersisa tinggal pekerja untuk bongkar panggung dan beberapa panitia. Sepi. Lampu di luar ballroom sudah banyak yang dimatikan. Hayley masih juga belum ada kabar. Kado untuknya masih saya genggam.

Akhirnya saya mungkin mesti menyerah. Saya berusaha menitipkan kado untuknya pada petugas hotel, namun tidak ada yang mau. Mereka juga tidak bisa memastikan akan bertemu Hayley (saya yakin, mereka juga bahkan tidak kenal siapa Hayley Westenra). Saya ingin menitip ke panitia, tapi takut akan mendapat jawaban yang sama. Saya pun memutuskan berhenti menunggu.

Saya pulang dari pintu samping karena pintu dekat tempat saya berdiri sudah dikunci. Lift masih menyala, tapi saya memilih turun menggunakan eskalator yang sudah mati. Saya mengulur waktu, barangkali Hayley baru bisa update twitter. Saya menuruni empat eskalator dengan kecepatan siput. Tangan kiri saya memegang kado, sementara tangan kanan saya sibuk me-refresh twitter di HP.

Sampailah saya di depan gedung. Tiga taksi berjajar menunggu penumpang. Saya sandarkan punggung pada dinding. Pikiran saya terpusat pada HP di depan saya. Saya sudah bolak-balik mengirimi dia tweet. Ada empat belas tweet saya untuk Hayley, tapi tetap tak juga ada jawaban dari Hayley. Saya memutuskan pulang.

Saat menutup pintu taksi, ada bagian hati yang sakit. Saya datang dengan gairah, dan sekarang pulang dengan hati patah.


Well, it’s not the end

Pulang ke kos, saya tenangkan pikiran. Saya ingin bertemu Hayley dan memikirkan bagaimana caranya. Saya merencanakan datang ke hotelnya pagi-pagi atau menunggu di bandara. Saya masih satu kota dengan Hayley Westenra dan saya masih punya kesempatan untuk bertemu dengannya. Saya sudah sampai sejauh ini...

Malamnya, saya mimpi macam-macam. Random. Beberapa kali saya terbangun dan mengecek twitter. Belum ada kabar.

Sekitar jam 8 pagi. Hayley sudah update twitter-nya. Ada dua:

‘Jakartaaa, thank you for an awesome night!! I’m so sorry I didn’t get to say hi afterwards –was rushed off due to other commitments :(  ....’

‘I reeeally wanna come back though! Lots of love to you all xxx’

Saya baru bisa menangis setelah semalaman masih punya harapan. Tweet itu hanya berarti satu hal: Hayley sudah tidak ada di Jakarta. Aaaaah... sedihnyaaaa... T_T

Saya menelepon teman baik saya. Saya ceritakan tentang konser semalam. Saya menangis saat saya ceritakan bagaimana saya menunggu Hayley dan menjadi penonton terakhir yang pulang. Teman saya mengatakan, itu artinya Hayley memang tidak bisa menemui semua fans-nya. Tidak seperti yang saya pikirkan sebelumnya, yakni Hayley hanya menemui fans di kelas Diamond saja. Setelah selesai menelepon dia, saya menjadi lebih baik.

Saya tetap tweet Hayley dan mengatakan saya berharap dia bisa konser sendiri di Indonesia lagi sekaligus mengadakan meet and greet. Saya katakan juga kalau semalaman saya menunggu dia. Tanpa saya tahu, teman saya juga tweet Hayley Westenra. 

Hayley membalas tweet kami!

Untuk saya, dia mengirimkan virtual hug, dan untuk teman saya, dia menyampaikan ‘hello’ untuknya dan juga saya. Ini tweet-nya:


 She sends me virtual hug! Yay!

Saat saya menulis ini, Hayley sudah ada di Taiwan. Saya tidak bisa bertemu dengan dia. Tapi kata-kata teman saya sungguh sangat membantu. Lihat apa yang dia tulis:

This should put a wide smile on your face, Paopaokuuwh! I got a reply from Hayley Westenra FOR YOU! How awesome is that? ;) Wipe your tears and just smile cus Hayley is giving you the big HALO! She's a really nice person. Have faith, you'll meet her in person one day;) We'll go to NZ if we should! Love ya, Pao ♥


Ya, saya akan tetap bersemangat!
Saya sudah melakukan semua usaha yang saya bisa. Saya sudah mencoba. I’m kinda proud of myself.

Kado kecil untuk Hayley masih saya simpan.
Mungkin Tuhan punya rencana yang lebih baik :) Siapa tahu?

4 comments:

  1. Aku gak tau Hayley. Malah baru dengar namanya di tulisanmu ini. Hadeeeuuuh... parah! Tapi, gak apa2. Seenggaknya ini menambah referensiku soal musik. Ntar coba denger deh lagu-lagunya. *eh, di 4shared ada kan ya?* ;))

    ReplyDelete
  2. Hai Kimi!

    Gimana? Udah sempat dengerin? =D
    Kalo mau, aku bisa kirimin lagu-lagu Hayley lewat email ;)

    ReplyDelete
  3. ahh, ini penyanyi Wuthering Heights juga nihh, merinding juga denger dia nyanyiin lagu ini :p

    ReplyDelete
  4. Halo, Ana. Iya, lagu Wuthering Heights itu salah satu favoritku :)

    ReplyDelete