Tuesday, 5 April 2011

Setelah Sebelas Tahun

Di postingan sebelumnya saya menceritakan sedikit pertemuan pertama saya dengan The Baby-Sitters Club. Saya ingat betul keraguan ketika hendak memilihnya hingga hampir-hampir mengabaikannya.

Buku The Baby-Sitters Club (a.k.a. BSC) yang saya lihat waktu itu adalah seri #4, berjudul Mary Anne Jadi Pahlawan. Di antara tumpukan buku yang lain, warna kuning buku itu menarik perhatian saya. Saya sempat ragu ketika melihat cover belakangnya. Tertulis:

Perlu orang untuk menjaga anak?
Hemat waktu! Teleponlah The Baby-Sitters Club!


Well, menurutmu?

Saya berpikir kalau itu adalah buku ‘kuning’ yang khusus membahas dunia pengasuhan anak. Segera setelah saya yakin kalau itu adalah buku fiksi, saya memilihnya di antara yang lain. Harga buku itu Rp 3.500,- sementara pada price tag Gramedia tertulis Rp 5.000,- . Saya merasa masih tetap untung dari selisih kedua harga itu *wink*.

Halaman pertama meninggalkan kesan mendalam. Saya suka kalimat ini:

“Kami berlari menyeberangi halaman rumput di depan rumah kami masing-masing, sambil menginjak sisa-sisa salju di bulan Januari, lalu bertemu tepat di perbatasan halaman rumah kami.”

Entah, tapi saya merasakan sejuk dan hangat di waktu yang bersamaan saat membacanya. Sebelum saya bicara terlalu jauh, lebih baik saya ceritakan dulu tentang BSC.

BSC adalah klub baby-sitter yang terdiri dari empat orang anggota: Kristin Amanda Thomas (Kristy), Claudia Lynn Kishi (Claudia), Anastasia Elizabeth McGill (Stacey), dan Mary Anne Spier (Mary Anne). Di awal buku, diceritakan mereka berumur 12 tahun dan berada di kelas tujuh di Stoneybrook Middle School, Stoneybrook, Connecticut. (Iya, Stoneybrook memang kota rekaan Ann M.Martin, sang penulis buku). FYI, umur saya saat membelinya adalah 13 tahun, beda satu tahun dengan mereka.

Klub ini terbentuk karena ide gemilang Kristy. Kristy adalah satu-satunya anak perempuan dalam keluarga Thomas. Dia mempunyai dua orang kakak laki-laki (Charlie dan Sam) serta seorang adik (David Michael). Ayahnya meninggalkan keluarganya saat David Michael baru lahir. Ini membentuk Kristy menjadi pribadi yang mandiri. Dikelilingi tiga lelaki dalam keluarganya membuat Kristy jauh dari pernak-pernik fashion. Dia nyaris tidak peduli pada penampilannya. Digambarkan, Kristy suka (hampir selalu) memakai turtleneck shirt, jeans dan topi baseball. Dia hobi olahraga hingga membentuk tim softball junior ‘Kristy’s Krushers’. Meskipun tak acuh pada penampilannya, dia sangat peduli pada adiknya. Bergantian dengan dua kakaknya, dia menjaga David Michael ketika Mrs.Thomas bekerja. Hingga pada suatu hari, tidak ada satu Thomas-pun yang bisa menjaga David Michael. Mrs.Thomas menelepon setiap baby-sitter yang ada, namun semuanya sibuk. Saat itulah Kristy menggulirkan idenya. Dia mengangankan sebuah klub baby-sitter sehingga seseorang hanya perlu menghubungi satu nomor untuk merengkuh banyak baby-sitter sekaligus, hingga dia tak perlu membuang waktu untuk menelepon satu demi satu.

Rencana Kristy bisa terwujud hanya jika dia merekrut lebih banyak baby-sitter. Pilihannya jatuh pada Mary Anne dan Claudia. Mereka bertiga tinggal berdekatan di jalan yang sama. Mereka saling mengenal sejak mereka mulai bisa mengingat. Selain itu, mereka juga susah terbiasa untuk menjadi baby-sitter untuk anak-anak kecil di sekitar rumah mereka.

Jika Kristy nyaris tidak punya ayah saat dia kecil, Mary Anne bahkan tidak bisa mengingat wajah ibunya. Mrs.Spier meninggal ketika Mary Anne masih bayi. Ia anak tunggal dalam keluarga kecil tersebut. Mary Anne sempat dititipkan di rumah kakek-neneknya hingga ayahnya kembali mengambilnya untuk diasuh. Mr.Spier ingin membuktikan pada semua jika dia bisa menjadi single parent yang baik. Sayangnya, dia menjadi terlalu keras pada Mary Anne. Dia mengatur semua yang harus Mary Anne lakukan. Poor Marry Anne! Di umur 12 tahun, dia masih harus mengepang rambutnya dan memakai baju-baju seperti anak SD. Dia harus menghabiskan makanannya dan dilarang menelepon di malam hari, kecuali untuk urusan sekolah. Kamarnya dicat merah jambu. Mungkin Mr.Spier berpikir pink adalah warna yang selalu disukai oleh anak perempuan.

Mary Anne dan Kristy adalah sahabat dekat, salah satunya karena gaya berpakaian mereka yang ‘sama sederhananya’. Ini sangat berbeda dengan Claudia. Lihatlah cara Claudia berpakaian, dan kalian akan tahu betapa berbakatnya dia dalam seni. Claudia selalu percaya diri dengan baju atau aksesoris ‘unik’ yang dia pakai. Gaya dia berpakaian membuatnya terlihat lebih dewasa dibanding Mary Anne dan Kristy. Dari nama keluarganya, jelas terlihat jika Claudia adalah keturunan Jepang. Dia mempunyai seorang kakak perempuan bernama Janine yang jenius (Janine mengambil pelajaran di universitas meskipun dia masih duduk di senior high). Kejeniusan Janine membuat Claudia sering dibanding-bandingkan dengan kakaknya. Bukan oleh orang tuanya, tapi oleh guru-guru yang pernah mengajar Janine. Claudia adalah pengeja yang buruk, satu-satunya hal yang dapat membuat dia fokus lebih dari lima menit adalah seni, selain junkfood dan buku misteri Nancy Drew.

Begitulah. Mary Anne dan Claudia setuju untuk bergabung dalam BSC. Namun Kristy masih butuh satu orang lagi. Hingga muncullah Stacey, murid baru yang berasal dari New York. Kota besar membuat Stacey sangat modis dalam berpakaian. Tak heran, ia langsung bisa bersahabat dengan Claudia, yang bagaimanapun, sama-sama penggila fashion. Di balik keren gayanya, Stacey sebenarnya sakit. Dia punya diabetes. Setiap hari, dia harus menyuntikkan dirinya dengan insulin agar tidak sakit. Dia harus diet super ketat dan menjaga benar pola makannya. Stacey anak tunggal dan selalu berharap punya saudara untuk berbagi cerita. Ayahnya dipindah ke Stoneybrook hingga Stacey dan ibunya harus ikut pindah. Di New York, Stacey juga biasa menjadi baby-sitter untuk anak-anak di apartemennya. Ketika Kristy mengajaknya bergabung ke BSC, Stacey langsung saja menerimanya. Keempat orang inilah yang mengawali terbentuknya BSC.

Sebagai pencetus ide, Kristy didaulat menjadi President. Jabatan itu tepat mengingat dia banyak mengeluarkan gagasan-gagasan baru yang inovatif. Sebagai Vice President adalah Claudia. Simpel, karena pertemuan klub diadakan di kamar Claudia yang memiliki nomor telepon pribadi. Stacey yang jago matematika menjadi Treasurer dan Mary Anne yang rajin menjadi Secretary.

Jadi, inilah cara kerja BSC:

Klub mengadakan pertemuan pada hari Senin, Rabu, dan Jumat pukul 17.30-18.00. Untuk mendapatkan klien, mereka menyebar dan menempelkan banyak pamflet iklan. Dalam waktu setengah jam itu, klien akan menelepon. Klien akan menyampaikan dia butuh baby-sitter untuk hari dan jam sekian. Mary Anne kemudian memeriksa jadwal, untuk tahu siapa saja yang memiliki waktu luang dan bisa menjadi baby-sitter untuk klien tersebut. Setelah sudah pasti, Mary Anne akan menuliskannya dalam buku khusus sehingga semuanya tercatat dengan rapi.

Sebagai Treasurer, tugas Stacey adalah mengumpulkan iuran tiap hari Senin. Iuran ini dipakai untuk membeli keperluan BSC, sekedar pesta pizza akhir minggu, atau membeli barang-barang baru untuk kid-kits. Kid-kits adalah ide lain dari Kristy. Kid-kits pada dasarnya adalah kotak mainan. Anak-anak selalu suka jika sitter-nya membawa kid-kits. Agar anak-anak tidak bosan, mainan yang lama diganti dengan yang baru dalam rentang waktu tertentu.

Selain kid-kits, ide Kristy yang lain adalah buku harian BSC. Jadi, setelah bertugas di rumah klien, setiap anggota harus menuliskannya di buku harian. Anggota yang lain wajib membaca juga hingga tahu apa yang terjadi. Ini sangat berguna, terutama jika ada hal-hal penting yang harus diketahui tentang anak yang diasuh.

Itulah awal BCS yang saya baca. Seiring berjalannya waktu, anggota klub bertambah besar. Mereka juga naik ke kelas 8. Anggota tambahan yang datang kemudian adalah Dawn Read Schafer sebagai alternate officer (artinya dia menggantikan tugas siapapun yang berhalangan hadir. Dawn sangat ingin menggantikan Kristy walau sesaat.), Abby Stevenson (alternate officer), Mallory Pike dan Jessica Ramsey (keduanya adalah junior officer, berumur 11 tahun, kelas 6); serta associate member, yaitu Logan Bruno dan Shannon Kilbourne.

Sampai saat ini, sudah sebelas tahun saya menyukai BSC. Awalnya saya mengumpulkan versi terjemahannya. Delapan saya beli dari toko buku bekas di Medan, sisanya saya cari satu demi satu. Setelah semakin susah diperoleh, saya beli versi aslinya yang dalam Bahasa Inggris. Ketika semakin susah lagi, saya beli dari Amazon. Saya pilih seri-seri yang penting (menurut saya) hingga hanya 28 buku yang saya beli. Hingga kini saya mempunyai sekitar 50-60 buku BSC. Itu sedikit dibandingkan jumlah total buku yang diterbitkan, yang mencapai ratusan. Meskipun sudah sebelas tahun, perasaan saya sama ketika membacanya. Saya masih menganggap mereka sebaya dengan saya karena saya tumbuh bersama dengan mereka. Time flies, huh?

No comments:

Post a Comment