Friday 22 April 2011

Farewell, Franky!

Saya tahu Franky Sahilatua meninggal dari status teman saya di facebook. Franky meninggal pada Rabu, 20 April 2011 di usia 57 tahun. Berbeda dengan reaksi saya ketika mendengar berita meninggalnya public figure lainnya – kaget atau bahkan biasa saja – , yang saya rasakan kali ini adalah sedih.

Saya mengenal Franky sejak saya SD. Atau mungkin sejak saya lebih kecil lagi. Saya mengenalnya melalui kaset yang diputar oleh bapak-ibu. Sebagai penyuka lagu ballad, orang tua saya mengoleksi kaset Franky dan Jane, Iwan Fals, sampai Ebiet G. Ade. Tak heran, saya tumbuh bersama lagu-lagu mereka.

Ketika Iwan Fals terdengar gahar, sementara Ebiet G. Ade banyak bercerita tentang romansa cinta, Franky dan Jane (adiknya; partner duetnya) bertutur tentang alam yang menyejukkan jiwa. Saya suka gunung, pedesaan, sawah, dan Franky mampu membuat saya setengah mati suka dengan nada dan lirik-lirik lagunya.

Di bawah ini adalah lirik lagu ‘Musim Bunga’:

Di suatu perkampungan bunga
Di musim petik, indah warnanya
Menghias rumah, halaman rakyat

Ramai-ramai perempuan desa
Dengan keranjang di atas kepala
Burung-burung yang berkicauan
Menemani mereka memetik bunga

Senyum beberapa wanita
Yang menjepit bunga di rambutnya

Saya damai mendengar lagu ini. Saya membayangkan sebuah desa-entah-dimana yang penuh dengan warna-warni bunga. Sejauh mata memandang, saya akan terpuaskan dengan keelokan ragam bunga yang ada.

Coba juga lirik ‘Panen T’lah Datang’ berikut ini:

Sekumpul petani di sawah
Sedang memetik padi
Kadang berdiri, kadang membungkuk
Memakai topi lebar

Keringat jatuh, kaki berlumpur
Mereka memetik terus
Karena seribu padi yang kuning
Menanti untuk disentuh

Burung bangau terbang menari
Gembira melihat ke bawah
Anak desa telanjang dada
Duduk di persimpangan petak sawah
Sambil bermain harmonika

Saya suka sekali memutar lagu ini, terutama ketika saya naik kereta pagi dari kota saya, Tegal, ke Jakarta. Melewati Brebes sampai Cirebon, sawah menjadi pemandangan dominan di kiri-kanan rel kereta. Sawah yang hijau atau menguning, menjadi lebih semarak dengan warna-warni pakaian para petani yang tersebar di antaranya. Lagu itu bahkan menjadi lagu wajib di rute tersebut. Untuk sesaat, saya akan lupa hiruk-pikuk dan bising ibu kota sementara kereta sedang membawa saya ke sana.

Lirik-lirik lagu Franky tidak akan berhasil tanpa nada yang menarik. Cobalah dengarkan sebentar saja salah satu lagunya, dan kamu akan menemukan nada unik di dalamnya. Nada itu berbeda dengan lagu-lagu jaman dulu pada masanya, atau bahkan lagu-lagu musisi Indonesia masa kini yang cenderung monoton. Mungkin itu seruling, atau harmonika, atau biola, atau alat-pukul-entah-apa yang membuatnya terlihat berbeda dan mempunyai ‘khas Franky’. Entah. Mungkin juga, warna suara Franky dan Jane yang membuatnya spesial.

Selain tema alam, saya juga suka lagu Franky tentang cinta. Lagu favorit saya adalah ‘Nyanyian Cinta’. Bagi yang tidak suka lagu gombal, jangan baca lirik di bawah ini:

Bila aku berjalan di bawah panas
Awan yang datang kubayangkan cintamu
Madu kembang yang harum
Tak sabar menanti kumbang datang

Senyum kecilmu lebih dari pesta raya
Kugapai engkau bagaikan dunia
Deburan jantungku
Lebih gemuruh dari ombak lautan

Bila gelap malam datang menghampiri
Engkau hadir dalam mimpi-mimpiku
Yang membersihkan debu
Dari pikiran buruk

Engkau dekat selalu

Mungkin lirik di atas biasa saja. Ada beberapa kalimat yang cheesy. Tapi dengan nada yang Franky lagukan, lirik itu terdengar indah. Setidaknya, di telinga saya.

Saya tidak pernah mengenal Franky secara pribadi atau bertatap muka dengannya, namun saya kehilangan musikalitasnya. Saya kehilangan suara khas-nya. Saya kehilangan kesempatan untuk mendengar lagu-lagu yang mungkin akan dia ciptakan lagi.

Saya kehilangan Franky Sahilatua, namun lagu-lagunya akan tetap menjadi Patronus kala saya sedang gundah pada rumitnya kehidupan kota.

Farewell, Franky!

4 comments:

  1. gw juga suka banget sama lagu2nya om franky,, dan yes.. gw juga suka banget dengan lagu franky n jane yang nyanyian cinta,, liriknya itu loh,, dahsyat

    ReplyDelete
  2. Terimakasih mba Anggie udah upload beberapa lagu Feranky and Jane. Saya juga penggemar lagu-lagu F&J khusus yg beraliran county folk (irama alam pedesaan). Saya mengkoleksi hampir semua album Franky and Jane, tapi beberapa lagu ada yang belum terkumpul kembali. Misal lagu "ada senyum ayah', kubis kacang kentang jauh di sana' dan lagu 'dayung perahu'. Kalo mba Anggi ada, boleh dong tukarang MP3 nya.

    ReplyDelete
  3. Halo Mas Aryo,

    Sayangnya saya gak punya tiga lagu yang Mas mau. Malah baru dengar tentang lagu-lagu tadi :D Maaf ya...

    ReplyDelete