Sunday 19 February 2017

[Sekilas 2016] Pengalaman Baru

Kantor saya menyelenggarakan event bertajuk Bali Clean Energy Forum (BCEF) pada Februari 2016. Event ini mengundang perwakilan dari berbagai macam negara, asosiasi internasional, hingga para tokoh yang berperan aktif di sektor energi, khususnya energi baru dan terbarukan. Karena levelnya internasional, dibutuhkan banyak liaison officer (LO) yang mendampingi para tamu undangan dari negara-negara lain. Sebelumnya urusan LO selalu diserahkan ke pihak ketiga/EO,tapi untuk tahun ini, pimpinan menginginkan LO berasal dari anak-anak muda di kantor. Seleksi dilakukan pada bulan Januari 2016.

Awalnya saya tak tertarik menjadi LO di BCEF. But then I wanted to contribute. Dari ratusan orang yang mendaftar, terpilih sekian puluh yang lolos seleksi administrasi. Tahapan selanjutnya adalah wawancara dalam Bahasa Inggris. Beberapa hari kemudian, terpilih 25 orang untuk menjadi LO, termasuk saya.

Saya belum pernah jadi LO sebelumnya, jadi ini adalah pengalaman baru buat saya. Kami di-briefing oleh pejabat dari Kementerian Luar Negeri tentang tugas LO. Kami juga mendapat wawasan tentang energi baru terbarukan dan konservasi energi dari direktorat pelaksana.

Sehari sebelum event, para LO diberi tahu perwakilan negara yang menjadi tanggung jawab kami masing-masing. Saya menjadi LO untuk perwakilan dari Kamboja. Saya langsung baca-baca sekilas tentang negara tersebut, untuk memberikan gambaran sekaligus bahan ngobrol. Saya ditemani oleh LO dari sekolah pariwisata di Bali dan tiga orang anggota kepolisian. Selain mobil patwal, kami diberi dua mobil lain: satu untuk perwakilan Kamboja dan koordinator kepolisian, dan satunya lagi untuk saya dan LO Bali.

Di hari pertama sempat terjadi insiden di luar perkiraan. Pesawat perwakilan Kamboja ternyata datang lebih awal dari jadwal, jadilah kami sempat mencari-cari beliau di bandara. Well, meskipun diawali dengan tak rapi di hari pertama, hari-hari selanjutnya lumayan lancar.

Yang menyenangkan, saya dan tim kecil hanya mengurusi satu orang saja. Perwakilan negara lain ada yang datangnya berombongan, terutama yang dari Timur Tengah. Bapak pejabat Kamboja ini juga tidak menyulitkan, jadi tugas saya lebih mudah. Di hari terakhir, saat sudah selesai rapat-rapat panjang, beliau minta ditemani ke salah satu pusat perbelanjaan di daerah Nusa Dua Bali. Dia ingin membeli sepatu Nike untuk putrinya. Beliau juga menitip untuk dibelikan buah naga dan salak hehe.. Malamnya, kami semua diajak makan bareng.

Esoknya, kami semua mengantar beliau ke bandara. Legaaa..sekali setelah menyelesaikan tugas negara ini. Apalagi secara umum para perwakilan negara tersebut mengapresiasi kerja LO. Jadi ingin puk-puk pundak sendiri, karena awalnya saya takut kalau tidak bisa kerja maksimal. Selama jadi LO, kami mesti memulai hari dari pukul enam pagi dan berakhir hingga pukul sembilan malam atau bisa lebih.

Karena dianggap bagus, LO juga dilibatkan di acara selanjutnya saat Presiden Jokowi berkunjung ke kantor pusat. Kami diberi tugas masing-masing, dan saya termasuk LO yang berjaga di garis paling depan, untuk menyambut para menteri dan pejabat setingkat lainnya. Saya masih ada di lobi saat Presiden datang, namun Paspampres segera mengamankan jarak dalam radius beberapa meter.

Pengalaman jadi LO terasa melelahkan dan membuat kami harus cepat tanggap terhadap situasi. Ini diamini oleh teman-teman LO lain. Meskipun begitu, setelah menjalaninya, ternyata kami bisa.

 Foto bareng LO lainnya

Oya, di tahun ini pula Kepala Bagian saya dipindahkan ke bagian lain. Beliau ini salah satu orang yang mewawancarai saya saat seleksi kerja, dan andil beliau sangat besar untuk membuat saya diterima di kantor. Kepala Bagian saya ini orangnya pintar dan pendiam; lulusan universitas di Amerika Serikat. Bicaranya halus, terlalu pelan malahan. Jarang bicara, namun sekalinya bicara, orang akan mendengarkan.

Teman-teman ruangan selalu bilang kalau pendapat saya pasti didengar oleh Kepala Bagian. Jadi ketika ada masalah yang tricky, biasanya mereka minta saya maju menghadap beliau. Padahal saya merasa biasa saja.

Sampai kemudian, di acara terakhir beliau sebagai Kepala Bagian, si Bapak ini memberikan masukan dan arahan tentang acara tersebut. Selain saya, ada juga teman-teman lain yang mendengarkan. Kami juga membicarakan hal-hal kecil lain seputar kantor. Tiba-tiba beliau bilang begini, “Anggie ini favorit saya.” Entah kenapa saat beliau mengatakan itu, saya jadi terharu dan ingin menangis. Saya merasa diapresiasi oleh beliau.

Menjelang akhir tahun, saya sempat mendapat tawaran pindah ke bagian yang mengurusi kerjasama regional dan internasional. Secara posisi, itu terlihat lebih prestisius. Dan lebih dinamis dibanding tempat saya sekarang. Tapi itu artinya satu hal, jadwal kerja yang menyita waktu. Kalau di bagian yang sekarang saya bisa pulang sore, di bagian itu orang-orangnya pulang malam. Saya diberi satu hari untuk memikirkan tawaran tersebut.

Saya galau dan bimbang. Ini peluang emas untuk pengalaman baru, untuk berkontribusi lebih, untuk karier ke depan. Saya tanya teman hingga orang tua. Akhirnya saya tolak tawaran tersebut. Di tempat yang sekarang saya sudah cocok dan nyaman. Dan mungkin, mungkin pilihan paling mudah adalah memilih yang lebih mudah. Mungkin kita ada kalanya tak perlu repot-repot terbebani dengan pilihan yang sulit yang membuat hidup kita lebih rumit.

Well, begitulah sekilas 2016 yang memorable menurut saya. Setelah melihat ke belakang, I think I had a good time in 2016. Semoga 2017 bisa dipenuhi dengan harapan-harapan yang terkabul. Amien.

No comments:

Post a Comment