Monday, 31 March 2014

“You Believed You Could, So You Did” (6)


Icha bilang sudah baikan pagi ini, 19 Februari 2014. Dia mengajak jalan-jalan ke Windsor Castle. Saya mengusulkan ke Stonehenge sekalian. Icha sudah berpakaian rapi, sarapan, dan… mendadak pusing. Ini hari ketiga dia sakit. Mama-papanya kuatir, beberapa kali saya dengar mamanya menelepon. Mama Icha punya kenalan orang kedutaan, jadilah berita Icha sakit sampai ke Kedutaan Indonesia untuk Inggris. Beruntung dia menginap di Wisma Indonesia. Mas-mas yang jaga baik. Mereka terus mengecek Icha, memasak bubur untuk dia. Buah-buahan selalu ada, obat juga disediakan. Mulai dari Tolak Angin hingga Panadol. Pemilik Wisma Indonesia juga mengecek kesehatan Icha. Hari ini rencanya Icha akan dibawa ke dokter.

Karena malas ke Windsor Castle sendirian – apalagi Stonehenge, saya putuskan pergi ke Notting Hill. Beda dengan hari-hari sebelumnya, saya pergi ke halte bus alih-alih Stasiun Colindale. Saya ingin melalui rute yang berbeda.

Saya tahu Notting Hill dari film Notting Hill. Saya suka filmnya, malah punya kaset OST-nya, tapi awalnya tempat ini tidak termasuk dalam daftar tujuan saya. Hanya saja Icha keukeuh saya mesti mengunjungi Notting Hill, katanya tempatnya penuh barang antik. Well.. saya mesti berterima-kasih pada Icha karena Notting Hill memang worth a visit.

Selain film, yang terkenal dari Notting Hill adalah Portobello Road Market. Pasar antik sepanjang jalan ini membuat saya betah berjalan pelan-pelan. Saya menemukan teropong model kuno buat Nanda. Bangunan sepanjang Portobello yang dicat warna-warni membuat saya merasa seperti bukan di London.




Portobello bukan hanya tentang barang antik, tapi juga seni kreatif. Salah satu yang saya temui adalah Charlotte Reed. Dia menjual buku dan poster karyanya bertema maythethoughtsbewithyou (bisa dicek di website dengan alamat tersebut). Jadi dia membuat kata-kata motivasi dengan gambar-gambar lucu. Dia mempublikasikan bukunya secara indie. Motivasi untuk memotivasi orang lain sudah lama Charlotte lakukan, namun dia seriusi setelah sakit yang memaksa dia keluar dari pekerjaannya. Dengan memotivasi orang lain, dia jadi lebih termotivasi. Keren ya?



Untuk makan siang, saya kembali ke warung East-West Oriental hehe.. Kalau kemarin makan bakso, sekarang saya makan nasi padang dengan rendang. Nasi padang ini seperti membalas bakso yang kemarin kurang pedas. Dari skala 1-10, saya beri 8.5.


Setelah kenyang makan, saya pergi ke Foyles – salah satu toko buku terbesar di London. Masuk ke dalamnya, saya langsung disambut ratusan judul buku. Saya menemukan versi cetak The Castle of Adventure di sana. Duh senangnya! Icha menitip buku tentang sejarah transportasi di London untuk bahan skripsinya; saya belikan dua.


Hari itu, entah kenapa saya rasakan jadi hari paling bahagia selama saya di London. Mungkin karena kuatir dan ragu-ragu sudah tidak ada, mungkin karena mimpi-mimpi sudah tercapai. Mungkin karena atmosfir Portobello yang unik dan Foyles yang membuat saya nyaman. Mungkin karena rendang yang super enak. Mungkin karena bertemu Charlotte yang membuat saya sadar bahwa kita bisa berkontribusi untuk dunia yang lebih baik – sekecil apapun itu. Atau mungkin.. mungkin karena saya tahu esok akan membawa saya ke Irlandia.

2 comments:

  1. warung East-West Oriental itu pemiliknya orang Indonesia? sempet ngobrolin apa mbak? :)

    ReplyDelete
  2. Iya, pemiliknya orang Indonesia. Pas saya ke sana, cuma ada mas-mas yang jagain warung merangkap kasir; bukan pemiliknya. Saya sempat puji rendangnya yang enak, trs dia bilang bukan dia yang masak, ada mas lain yang masak.

    ReplyDelete