Hari ketiga, jam 9 kami
sudah meluncur ke Palace of Versailles. Tempatnya ada di bagian selatan Paris,
sepanjang perjalanan kami disuguhi pemandangan suburban yang cantik. Sampai di sana, antrian sudah mengular hingga
tiga lajur. Padahal Versailles dibuka jam 10. Ketika kami masuk, antrian di
luar semakin menggila. Di dalam pun sama, masih harus mengantri untuk masuk ke
istananya
Saya yang paling malas
berdesak-desakan langsung ingin keluar. Semua ruangan sesak dengan manusia. Akhirnya
saya melakukan yang tipikal turis lakukan: datang, foto-foto, keluar. Rekaman audio
yang saya dapat cuma terpakai di 10 menit pertama.
Masuk ke Versailles, saya
membayangkan kaya-rayanya kaisar jaman dulu. Kaya raya yang kaya raya banget. Semua ruangan didesain mewah
dengan lukisan-lukisan dan patung-patung. Saya yakin pasti ada ruangan yang tak
pernah dimasuki oleh sang kaisar saking luasnya.
Dari Versailles, kami ke
Menara Eiffel. Lagi-lagi antriannya gila. Iyalah, namanya juga liburan akhir
tahun. Kami mestinya naik ke lantai dua Eiffel, tapi saya memutuskan untuk tidak
ikut rombongan. Jalan kaki ke Sacre Coeur saja membuat
nafas saya hampir habis, bagaimana naik Eiffel? Sementara teman-teman naik
Eiffel, saya santai memutarinya. Malahan sempat belanja dan makan siang enak di
restoran cina.
Sambil menunggu teman-teman turun, saya duduk di taman
sendirian. Matahari sore itu terasa hangat. Orang-orang lalu-lalang. Di belakang
saya ada Menara Eiffel. Saya dengarkan lagu dari iPod dan menikmati
sungguh-sungguh momen saat itu. Saat itu, saya merasa jadi orang paling bahagia
di dunia.
Jam 5, bis meninggalkan Eiffel menuju Arc de Triomphe. Kami cuma sebentar di sana.
Foto-foto kemudian kembali lagi ke bis. Dari sana, kami ke Christmas Market –
atau sekarang lebih cocok disebut New Year Market.
Besoknya, tanggal 30
Desember, pagi-pagi setelah sarapan di hotel kami sudah bersiap untuk pulang.
Kami kembali transit di Belgia untuk makan siang. Setelah itu, perjalanan diisi
nyanyi-nyanyi dari masing-masing negara. Saya nyanyi lagu Kita Bisa dari Yovie
and Friends, Bablu dari India malah menyanyikan lagu kebangsaannya (yang bikin
saya pengin berdiri dan memberi hormat). Yang paling heboh Ghana karena mereka
memainkan djimbe juga. Sorenya, kami sampai di Wageningen tercinta.
Ketika menyiapkan makan
malam, tiba-tiba saya kepikiran satu hal. Well,
hari itu saya sarapan di Prancis, makan siang di Belgia, dan makan malam di
Belanda. Hari yang menyenangkan. Apalagi setelah saya ingat kalau masih ada
seminggu ke depan untuk liburan.
No comments:
Post a Comment