Tuesday 22 October 2013

Introduction Weeks (Minggu Kedua)


Senin, 7 Oktober 2013; hari pertama Introduction Weeks minggu kedua. Seperti biasa kami masuk pukul 9 pagi. Kali ini kami dibagi menjadi tiga kelompok. Saya masuk kelompok 1 – masih satu kelompok dengan Karen. Kami kembali diajar oleh Ms. Wintermans. Kelompok 2 diajar oleh Ms. De Moor, dan kelompok 3 oleh Mr. Klein.

Tema pagi itu adalah Culture. Kami disuruh membandingkan antara budaya negara masing-masing dengan budaya Belanda. Kelompok 1 dibagi menjadi grup lebih kecil, satu grup terdiri dari 4-5 orang. Grup saya terdiri dari Indonesia, Filipina, Eritrea, Tanzania, dan Ghana.

Pembahasan tentang budaya selalu menarik. Dari diskusi grup kecil saja ada hal baru yang bisa saya ambil pelajarannya. Ada seorang teman Afrika yang ‘mengeluh’ dan menganggap beberapa orang Asia tidak hangat. “Kalau kami sapa, mereka hanya tersenyum. Terkadang diam saja.” Ini berlaku juga untuk orang Eropa.

Saya pernah membahas hal ini dengan Karen. Teman-teman Afrika kami sangat ramah, terlalu ramah bahkan. Setiap kali bertemu, mereka akan menyapa “How are you?” terkadang sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Dalam sehari, minimal sepuluh kali saya mendapat sapaan seperti itu.

Saat itu saya bilang ke Karen, saya ingin membuat kaos dengan tulisan “I’m fine.” Jadi setiap kali ada yang menyapa, saya tinggal tunjukkan kaos itu saja. Haha! Karen bilang, dia ingin sesekali menjawab dengan detail pertanyaan tadi dan membuat si penanya jadi ilfeel. 

Mendengar keluhan teman tadi, saya pikir wajar saja kalau mereka hanya membalas dengan senyum. Itu mungkin karena belum kenal secara pribadi. Kenal secara pribadi saja belum tentu bisa dekat.

Dulu ketika masih tinggal di Maurits, ada teman satu kampus yang saya kenal. Laki-laki. Kami beberapa kali ngobrol bareng. Tapi toh ketika dia bilang mau main ke kamar saya, rasanya saya masih tidak nyaman. Masih risih. Ini beda dengan Eva. Ketika saya main ke tempat Eva di Asserpark, ada teman laki-laki kami yang juga sedang main ke kamarnya. Eva menanggapinya biasa saja.

Sesi Culture ini berlangsung setengah hari. Sebelum kelas berakhir, kami diberi penjelasan tentang budaya masyarakat Belanda. Tentang ini nanti saya tulis di postingan terpisah.

Di sesi selanjutnya, kami kembali ke formasi dua kelompok seperti minggu lalu. Kami diajar oleh Mr. Klein dengan materi study and professional skill. Salah satu yang diajarkan adalah cara memberi feedback yang baik. 

Feedback is a gift. Demikian kata Mr. Klein. Kalau seseorang memberi kita feedback, terima saja. Tidak ada sanggahan, tidak perlu menjelasan. Ketika kita memberikan feedback, artinya kita memberi tahu seseorang tentang apa yang kita rasakan. Tidak ada yang benar atau salah dalam sebuah feedback, karena tidak ada yang benar atau salah dalam hal kita merasa. Yang salah kadang cara kita memberikan feedback.

Selasa, 8 Oktober. Kami kembali mendapat writing class. Seharian; sama seperti Jumat yang lalu. Pengajar kelas ini adalah dosen luar dari Peru. Beda dengan pengajar lain yang fun dan memperbanyak diskusi grup, pengajar kelas ini lebih banyak menjelaskan. Kelas seperti berjalan satu arah. Kadang ada interaksi dengan siswa, tapi porsinya jauh lebih kecil. Dalam pengamatan saya, banyak yang tidak sreg dengan kelas ini. Membosankan.

Esoknya, Rabu 9 Oktober, kami dibagi menjadi tiga kelompok. Ada tiga sesi seharian ini. Yang pertama, kunjungan ke perpustakaan. Kami diajari cara mencari dan meminjam buku di perpus. Buku fisik yang dimiliki kampus tidak terlalu banyak, tapi versi online-nya melimpah. Dengan akses internet yang cepat, informasi bisa didapat dalam sekejap. Perpustakaan di Forum Building sengaja dibentuk bulat, menggambarkan dunia dengan semua pengetahuan di dalamnya.

Sesi kedua bertempat di ruang komputer. Kami diajari segala macam hal yang berkaitan dengan akses internet di kampus. Kami juga diperkenalkan dengan Blackboard. Ini adalah aplikasi yang memuat semua hal yang berhubungan dengan perkuliahan; mulai dari pengumuman, tugas, sampai materi kuliah, semua ada di situ. Kami bisa mengecek jadwal melalui Blackboard. Karena sangat dinamis, kami harus mengecek Blackboard setiap hari. Jadwal dan ruang kuliah bisa berubah sewaktu-waktu, atau bisa saja ada pengumuman penting. Karena aplikasi ini juga, kami tak perlu repot meng-copy materi kuliah. Begitu kelas selesai, hari itu juga kami sudah mendapat materi yang telah diajarkan di Blackboard. Praktis kan?

Di sesi terakhir hari itu, Ms. Wintermans memberikan materi mengenai report writing. Materi yang diberikan hanya sedikit, selebihnya dia memberikan kesempatan buat tiap-tiap kelompok untuk menyelesaikan laporan hasil kunjungan ke museum.

Kelompok pertama saya

Kamis, 10 Oktober. Hari ini kelas hanya berlangsung setengah hari. Masing-masing kelompok hanya melakukan presentasi. Esoknya, Jumat 11 Oktober adalah hari terakhir Introduction Weeks. Hari ini istimewa, karena kelas dijadikan satu dengan dua pengajar: Mr. Klein dan Ms. Wintermans. Kami diberi tayangan video tentang Belanda, juga penjelasan mengenai budaya dan kebiasaan mereka. Tapi bukan itu yang menarik.

Hari itu, kami diminta menulis surat untuk diri kami sendiri setahun ke depan. Terserah apa yang hendak ditulis, terserah ingin menggunakan bahasa apa. Karena toh hanya kami yang akan membaca tulisan itu lagi.

Saya menulis satu lembar bolak-balik. Tanpa membaca ulang, saya langsung masukkan surat itu ke dalam amplop VHL. Saya tulis nama dan program yang saya ambil di depan amplop, dan menyerahkannya pada Mr. Klein. Saya tak sabar membuka kembali amplop itu tahun depan saat saya diwisuda.

Sebelum Introduction Weeks benar-benar berakhir, kami diminta menulisan tips (hal yang bisa diperbaiki) dan tops (hal yang sudah bagus) tentang program dua minggu ini. Saya suka dengan program ini. Selain semakin paham tentang kampus dan pernak-perniknya, saya juga semakin mengenal teman-teman satu angkatan saya. Program ini benar-benar membantu proses adaptasi mahasiswa baru di kampus. Bandingkan dengan program OSPEK yang kadang tidak mutu.

Setelah Introduction Weeks selesai, artinya minggu selanjutnya adalah kuliah yang sebenarnya. Whoa! Bersemangaaaat!

No comments:

Post a Comment