Sunday 6 October 2013

Introduction Weeks (First Week)


Senin, 30 September 2013. Pukul 9 pagi, semua siswa master Management of Development dikumpulkan di lantai 6 Forum. Staf pengajar satu per satu memperkenalkan diri. Dua orang siswa maju untuk memukul gong tanda dimulainya Introduction Weeks.

Setelah itu, kami dibagi menjadi dua kelompok. Saya masuk Kelompok 2 bersama dengan Karen. Mayoritas siswa berasal dari Afrika. Wajar sih, karena negara-negara itu – juga negara-negara di Asia – sedang membangun. Selain Karen saya mendapat kenalan baru: Tui dari Thailand dan Lee dari Korea Selatan.

Kelompok 2 dipandu oleh Mr. Klein. Inti seharian itu adalah perkenalan. Kami maju satu per satu memperkenalkan diri. Tapi bukan itu yang menarik.

Setelah semua memperkenalkan diri masing-masing, kami disuruh menggambar apapun yang berkaitan dengan diri sendiri ataupun kondisi di negara asal. Saya menggambar keluarga, rumah, kereta api, pantai, gunung, sekolah, dan Monas. Ada cerita di balik setiap gambar yang saya buat.



Selesai menggambar, kami disuruh maju menceritakan gambar tersebut. Ada yang hanya menggambar anjing. Dia bilang dia memiliki sifat seperti anjing, penurut jika diperlakukan dengan baik, tapi bisa buas kalau diperlakukan sebaliknya. Ada yang hanya menggambar kucing. Dia bilang dia pemalas dan suka santai seperti kucing (ps. Dia telat datang dua kali).

Ada yang menangis ketika cerita tentang anaknya. Ada yang sampai menghabiskan tiga lembar A4 untuk menggambar, padahal yang diminta hanya selembar. Semuanya punya cerita. Gambar kami dipajang di dinding dekat pintu.


Mr. Klein kemudian menempelkan selotip hitam panjang di lantai, membagi kelas menjadi dua. Kami disuruh berkumpul membelakangi garis, sementara Mr. Klein ada di hadapan kami.

“Disadari atau tidak, kalian selalu tersenyum ketika mengingat rumah,” Mr. Klein memulai.

“Itu adalah zona nyaman kalian, ada keluarga di sana, ada teman-teman. Itu adalah masa lalu. Tapi ini,” Mr. Klein menunjuk lantai dia berdiri, “..adalah masa depan kalian. Van Hall Larenstein adalah masa depan kalian.”

Dia mengatakan bahwa setahun ke depan tidak mudah untuk dilewati tanpa kehadiran keluarga, tapi dia mengharapkan kami bisa berjuang lebih keras dan belajar lebih giat. Mr. Klein meminta kami menyampaikan ekspektasi kuliah di VHL.

Setelah menyampaikan harapan, masing-masing siswa diberi selamat dan diijinkan meloncati garis. Secara simbolis, itu artinya siswa tersebut sudah move on dari masa lalu dan siap melangkah ke masa depan bersama VHL.

Selasa, 1 Oktober. Kami kembali masuk pukul sembilan, kali ini berdasarkan course. Saya bergabung dengan teman-teman lain dari Rural Development and Communication. Ada 12 orang dalam satu kelas, tidak sebanyak kelas lain seperti Rural Development and Food Security yang mencapai 20 lebih. Staf pengajar hari itu adalah Ms. Witteveen yang juga koordinator program untuk course yang saya ambil.

Kami berkenalan sebentar, kemudian diberi penjelasan seputar Rural Development and Communication. Siangnya, saya kembali masuk Kelompok 2 dengan Karen. Kami diajari cara menulis CV dan membuat portfolio oleh Ms. Wintermans. Kami juga diberi tugas untuk mencari data mengenai produksi beras di Vietnam. Tugas kuliah paling pertama!

Rabu, 2 Oktober. Kelompok 2 kembali diajar oleh Ms. Wintermans, kali ini mengenai learning styles. Ada empat learning styles menurut Kolb: Concrete, Active, Abstract, dan Reflection. Setelah mengisi tabel, saya masuk kategoti Abstract. Orang yang masuk kategori Concrete rata-rata adalah Doer, Active adalah Dreamer, Reflection adalah Thinker, dan Abstract adalah Decisioner.

Hari itu kelas hanya berlangsung setengah hari karena sorenya akan ada graduation ceremony untuk angkatan tahun lalu. Kami diwajibkan datang.

Saya sampai di Hotel Hof Van Wageningen setengah jam sebelum acara dimulai. Kakak-kakak kelas yang akan diwisuda ditandai dengan bunga yang disematkan di dada. Para prianya memakai jas klimis dengan sepatu licin, yang perempuan memakai gaun – beberapa gaun tradisional. Mbak Tia dari Indonesia memakai kebaya yang cantik.

Setelah sambutan ini-itu dan menonton film dokumenter tentang angkatan 2012 yang mengharukan, acara intinya pun dimulai. Jadi, inilah wisuda ala VHL.


Setiap koordinator program akan maju ke panggung bersama semua siswa yang lulus. Dia lalu memanggil siswanya satu per satu, dan ini menariknya: koordinator program akan memberikan penilaian personalnya tentang si siswa, misal “X adalah siswa yang tekun dan pintar. Dia tidak pernah datang terlambat dan selalu aktif di kelas blabla..” Semua pernyataan yang disampaikan memotivasi siswa, tidak ada penilaian yang buruk. Ini menunjukkan koordinator program tahu persis karakter dan sifat tiap-tiap siswanya.

Saking dekatnya hubungan antara pengajar dan siswa, seorang koordinator program bahkan menangis ketika menceritakan tentang seorang siswa. Acara wisudaan ini sangat personal dan menyentuh.




Selesai acara ini, kami makan malam bersama. Saya makan nasi, ayam, dan ikan yang ternyata enak. Beberapa pengajar maju ke depan dan bernyanyi bersama, ada yang memainkan alat musik juga. Kemudian para siswa ikut bergabung ke depan. Sweet!


Kamis, 3 Oktober. Hari itu kami semua akan jalan-jalan ke Open Air Museum di Arnhem, sekitar 30 menit dari Wageningen. Kami naik bis tingkat, dan saya memilih duduk di atas dengan Karen.

Museum ini didirikan sejak 1912 dan dimaksudkan supaya generasi muda Belanda tahu sejarah bangsanya. Hebatnya, semua bangunan di sana adalah asli, bukan bangunan baru yang sengaja dibuat untuk museum.



Kami melihat rumah kuno dan perkembangannya hingga menjadi lebih modern. Kami melihat beberapa kincir angin juga. Untuk mengelilingi museum, kami naik trem yang antik.

Yang agak menganggu dari jalan-jalan ini, kami diwajibkan membuat laporan dan presentasi tentang museum dan juga harus menjawab beberapa pertanyaan spesifik tergantung kelompok. Saya satu kelompok dengan Tui, Lee, Valeria, dan Dauda. Kami diminta menganalisis tentang kincir angin.


Karena harus membuat laporan, fokus saya dan keompok hanya pada kincir angin. Saya bahkan tidak sempat ke Taman Indonesia karena waktu saya habis di beberapa kincir angin.

Sebelum pulang, kami semua menonton di HollandRama, semacam nonton film di bioskop tapi dengan kursi yang bisa digeser kiri-kanan dan bisa naik-turun. Film yang kami tonton berkisar tentang sejarah Belanda, diselingi dengan semacam diorama sebesar ruang kelas. Yang keren adalah saat kursi mulai bergerak-gerak. Ada satu-dua orang yang mengambil inisiatif untuk tepuk-tangan, yang untungnya tidak diikuti yang lain.

Saya pulang dari museum dengan hati gembira.

Jumat adalah hari terakhir untuk Introduction Weeks di minggu pertama. Kami menghabiskan seharian itu dengan latihan menulis, terutama menyiapkan rencana untuk calon thesis. Well.. ini masih minggu perkenalan dan kami sudah disarankan membuat rencana thesis. Saya terus-terang belum ada gambaran.

Akhirnya minggu pertama selesai sudah. Masih ada minggu kedua dimana kami harus menyampaikan laporan dan presentasi. Minggu ini saja sudah ada tiga tugas untuk diselesaikan.

Alumni VHL bilang setahun ke depan akan berat dengan padatnya jadwal dan thesis yang harus diselesaikan. Saya tahu itu. Banyak teman sekelas yang sudah sangat ahli dalam managemen pembangunan, beberapa bahkan punya posisi yang tinggi dengan banyak staf. Sementara pengetahuan saya masih sangat terbatas. Yang bisa saya lakukan adalah belajar lebih keras, membaca lebih banyak. Fingers crossed.

No comments:

Post a Comment